
10 Kuliner Khas Ghana yang Wajib Dicoba
Ghana, negara di pesisir barat Afrika, tidak hanya kaya akan sejarah dan budaya, tetapi juga memiliki tradisi kuliner yang sangat unik dan menggugah selera. Makanan di Ghana didominasi oleh penggunaan bahan-bahan lokal seperti singkong, pisang raja (plantain), jagung, kacang tanah, dan aneka rempah-rempah. Bumbu yang kaya rasa serta teknik memasak tradisional membuat kuliner Ghana menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Berikut 10 kuliner khas Ghana yang patut kamu coba:
1. Jollof Rice
Hidangan ini sangat populer tidak hanya di Ghana tetapi juga di seluruh Afrika Barat. Jollof rice adalah nasi yang dimasak dengan tomat, cabai, bawang merah, dan aneka bumbu rempah. Biasanya disajikan dengan ayam goreng, daging sapi, atau ikan. Rasanya gurih, pedas, dan kaya rempah—membuatnya jadi favorit banyak orang.
2. Fufu
Fufu merupakan makanan pokok masyarakat Ghana. Terbuat dari singkong rajazeus login dan/atau pisang raja yang ditumbuk hingga halus dan kenyal, fufu biasanya disajikan dengan berbagai sup khas seperti soup kacang (groundnut soup), palm nut soup, atau light soup. Cara memakannya unik—fufu dicelupkan ke dalam sup dan dimakan tanpa dikunyah.
3. Banku dan Tilapia
Banku adalah adonan fermentasi dari tepung jagung dan singkong yang dimasak hingga berbentuk seperti adonan lunak. Makanan ini biasanya disajikan bersama ikan tilapia bakar dan saus pedas bernama “shito” atau saus lada mentah. Rasanya gurih dan asam, sangat cocok untuk lidah pencinta rasa kuat.
4. Waakye
Waakye adalah sajian sarapan atau makan siang yang populer di Ghana. Ini adalah nasi yang dimasak bersama kacang-kacangan (biasanya kacang merah atau kacang mata hitam), sehingga menghasilkan warna keunguan. Waakye disajikan dengan lauk pauk seperti daging sapi, ikan, telur rebus, spaghetti, dan saus shito yang pedas.
5. Kelewele
Kelewele adalah camilan manis dan pedas berupa pisang raja (plantain) yang digoreng setelah dibumbui dengan jahe, cabai, dan bawang putih. Makanan ini sering dijual sebagai street food dan sangat cocok untuk teman santai di sore hari.
6. Kenkey
Kenkey merupakan makanan fermentasi dari tepung jagung yang dibungkus daun pisang atau daun jagung, lalu dikukus. Biasanya kenkey dimakan dengan ikan goreng dan saus cabai mentah. Rasanya asam dan cocok bagi pecinta makanan tradisional dengan cita rasa autentik.
7. Tuo Zaafi (TZ)
Makanan khas wilayah utara Ghana ini terbuat dari tepung jagung putih yang dimasak seperti bubur pekat. TZ biasanya disajikan dengan sup hijau yang disebut ayoyo (sejenis bayam lokal) dan daging sapi atau ikan. Tekstur TZ mirip fufu, tetapi lebih lembut dan lebih ringan.
8. Groundnut Soup
Sup kacang tanah ini sangat kaya rasa dan sering disajikan dengan fufu atau rice balls. Groundnut soup dibuat dari kacang tanah yang dihaluskan, tomat, bawang, dan daging. Kuahnya kental dan gurih, cocok untuk dinikmati saat cuaca dingin.
9. Red Red
Red red adalah hidangan vegetarian yang terdiri dari kacang hitam yang dimasak dengan minyak kelapa sawit dan bumbu khas. Diberi nama “red red” karena warna merah menyala dari minyak sawit dan tomat. Biasanya disajikan dengan pisang raja goreng.
10. Chinchinga (Kebab Ghana)
Chinchinga adalah sate ala Ghana. Daging (biasanya sapi, ayam, atau kambing) dibumbui dengan rempah-rempah seperti paprika, bawang putih, jahe, dan bubuk kacang tanah, lalu dipanggang di atas arang. Biasanya dijual sebagai street food dan disukai oleh semua kalangan.
BACA JUGA: Boba, Dalgona, hingga Cheese Tea: Minuman Viral yang Mengguncang Dunia

Hidangan Ekstrem India: Dari Darah hingga Serangga
India, dengan ragam budaya dan tradisi kulinernya yang kaya, juga terkenal dengan beberapa hidangan ekstrem yang mungkin terdengar asing dan menantang bagi sebagian orang. Dari daging mentah, darah, hingga serangga, masakan ekstrem ini menunjukkan betapa luasnya variasi bahan makanan yang digunakan oleh berbagai suku dan wilayah di India. Berikut adalah beberapa hidangan ekstrem dari India yang penuh kontroversi dan keunikan.
1. Kaladi – Daging Sapi Mentah dan Darah
Salah satu hidangan ekstrem yang berasal dari wilayah utara India adalah kaladi, yang terbuat dari daging sapi mentah dan darah. Hidangan ini cukup kontroversial karena melibatkan bahan yang sangat tidak umum dikonsumsi oleh banyak orang di luar India. Daging sapi yang digunakan dalam kaladi dicampur dengan darah sapi segar, kemudian dibumbui dengan rempah-rempah khas India yang tajam. Walaupun banyak orang asing yang merasa ngeri dengan hidangan ini, kaladi tetap menjadi makanan yang populer di beberapa daerah di India, khususnya dalam acara-acara tradisional atau ritual tertentu.
2. Fried Frog Legs (Kaki Katak Goreng)
Meskipun katak bukanlah bahan utama dalam kebanyakan masakan India, beberapa daerah seperti Assam dan Bengal memperkenalkan hidangan fried frog legs atau kaki katak goreng sebagai bagian dari kuliner mereka. Katak yang digunakan untuk hidangan ini biasanya adalah katak padi, yang dimasak dengan rempah-rempah India yang pedas dan gurih. Kaki katak yang digoreng dengan tepung ini dianggap lezat oleh sebagian kalangan di India dan menjadi camilan atau lauk dalam beberapa restoran khas India, meskipun bagi sebagian orang, makanan ini mungkin terasa cukup aneh dan ekstrem.
3. Chaprah – Serangga Goreng
Di beberapa wilayah pedalaman India, seperti Chhattisgarh, terdapat raja zeus hidangan bernama chaprah, yaitu serangga yang digoreng dan disajikan sebagai makanan utama. Serangga yang digunakan dalam hidangan ini bisa berupa belalang, jangkrik, atau kumbang. Makanan ini kaya akan protein dan dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, tetapi tentu saja bagi banyak orang, memakan serangga adalah hal yang cukup ekstrem dan menantang. Chaprah biasanya dimasak dengan campuran bumbu tradisional dan rempah-rempah yang tajam, memberikan rasa yang unik dan berbeda dengan makanan lainnya.
4. Sannakji – Ikan Hidup (Dihidangkan di India dengan Gaya Khas)
Meskipun asalnya berasal dari Korea, beberapa restoran di India menawarkan versi sannakji—ikan hidup yang dimakan dalam kondisi segar dan masih bergerak. Makanan ini mungkin cukup ekstrem bagi sebagian orang karena ikan yang disajikan dalam hidangan ini masih bergerak di piring, dan kita harus segera memakannya sebelum ikan tersebut mati. Walaupun bukan hidangan asli India, cara penyajian yang ekstrem ini telah menarik perhatian banyak pencinta kuliner petualangan di India.
5. Bhoot Jolokia – Cabai Terpedas di Dunia
Bhoot Jolokia atau cabai ghost adalah salah satu cabai terpedas di dunia, dan digunakan dalam berbagai hidangan ekstrem di India. Biasanya digunakan dalam bentuk bubuk atau pasta, cabai ini mampu menambah rasa pedas yang luar biasa pada masakan India. Salah satu hidangan paling ekstrem yang menggunakan Bhoot Jolokia adalah ghost pepper curry yang terkenal dengan tingkat kepedasannya yang sangat tinggi, sehingga banyak yang merasa kesulitan untuk menyantapnya tanpa menahan rasa terbakar di mulut.
6. Tokri Kebab – Daging yang Dimasak dengan Ember Tanah
Tokri Kebab adalah hidangan khas dari daerah Rajasthan yang cukup unik dalam cara penyajiannya. Daging kambing atau ayam dimasak dengan bumbu-bumbu khas India, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dimasukkan ke dalam ember tanah yang panas. Hidangan ini memiliki rasa yang sangat beraroma dan memberikan pengalaman makan yang ekstrem karena cara memasaknya yang cukup langka dan tidak biasa.
BACA JUGA: Daftar Makanan Kaya Vitamin B12 untuk Menjaga Energi dan Kesehatan Saraf

Daftar Makanan Kaya Vitamin B12 untuk Menjaga Energi dan Kesehatan Saraf
Vitamin B12, atau disebut juga kobalamin, adalah salah satu vitamin penting yang berperan besar dalam menjaga fungsi saraf, pembentukan sel darah merah, serta mendukung metabolisme tubuh. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan kelelahan, anemia, dan bahkan gangguan saraf jika dibiarkan dalam jangka panjang.
Tubuh manusia tidak bisa memproduksi vitamin B12 sendiri, sehingga asupannya harus didapat dari makanan atau suplemen. Berikut adalah daftar makanan tinggi vitamin B12 yang bisa kamu konsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan:
1. Hati Sapi dan Daging Merah
Hati sapi merupakan salah satu sumber vitamin B12 paling tinggi. Dalam 100 gram hati sapi bisa mengandung lebih dari 70 mikrogram vitamin B12, jauh melebihi kebutuhan harian orang dewasa. Selain hati, daging merah seperti sapi dan kambing juga merupakan sumber B12 yang baik.
Tips: Olah hati sapi dengan cara direbus atau ditumis tanpa banyak minyak untuk menjaga nutrisinya tetap optimal.
2. Ikan Laut
Beberapa jenis ikan laut kaya akan vitamin B12, terutama:
-
Ikan salmon
-
Ikan tuna
-
Ikan sarden
-
Ikan makarel
Ikan tidak hanya mengandung B12, tetapi juga kaya akan asam lemak omega-3 yang baik untuk jantung dan otak.
3. Kerang dan Tiram
Kerang (clam) dan tiram mengandung vitamin B12 dalam rajazeus resmi jumlah sangat tinggi. Selain itu, mereka juga tinggi protein dan zat besi, menjadikannya pilihan tepat untuk menu sehat sekaligus bergizi.
4. Telur
Khususnya bagian kuning telur, merupakan sumber B12 yang baik. Telur juga mudah didapat dan bisa diolah dengan berbagai cara, mulai dari direbus, digoreng, hingga dibuat telur dadar sayur.
Kandungan: Satu butir telur mengandung sekitar 0.6 mikrogram vitamin B12.
5. Produk Susu
Susu sapi, keju, dan yogurt adalah sumber vitamin B12 yang cocok untuk vegetarian non-vegan. Konsumsi segelas susu setiap hari dapat membantu mencukupi kebutuhan B12 harian.
Rekomendasi: Pilih susu rendah lemak untuk menjaga keseimbangan asupan kalori.
6. Makanan Fortifikasi
Untuk vegetarian dan vegan, makanan fortifikasi (makanan yang ditambahkan vitamin secara khusus) bisa menjadi solusi. Beberapa produk seperti sereal sarapan, susu nabati (susu kedelai, almond, oat) dan produk pengganti daging biasanya sudah diperkaya vitamin B12.
7. Daging Ayam dan Unggas
Meski kadarnya lebih rendah dibanding daging merah, ayam dan kalkun juga mengandung vitamin B12. Cocok untuk yang ingin menghindari konsumsi daging merah berlebihan.
Berapa Kebutuhan Harian Vitamin B12?
Kebutuhan rata-rata orang dewasa terhadap vitamin B12 adalah sekitar 2,4 mikrogram per hari. Wanita hamil dan menyusui membutuhkan sedikit lebih tinggi, yaitu 2,6 hingga 2,8 mikrogram per hari.
BACA JUGA: Hidangan Bekas Gigitan Tikus: Nasi Sisa Malam dan Bahaya Kesehatan yang Terabaikan

Gorengan Dicelup Ulang di Minyak Hitam: Praktik Nakal Penjaja Kuliner yang Meresahkan
Siapa yang tak suka gorengan? Camilan yang satu ini seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Mulai dari bakwan, tahu isi, tempe goreng, hingga cireng, gorengan dijajakan hampir di setiap sudut kota—dari pedagang keliling hingga warung pinggir jalan. Tapi di balik kenikmatan renyahnya, ada praktik yang memprihatinkan dan kerap luput dari perhatian: penggunaan minyak goreng yang telah dipakai berulang kali hingga menghitam.
Minyak Hitam, Bahaya yang Tersembunyi
Tidak sedikit pedagang gorengan yang menggunakan minyak jelantah—minyak goreng yang telah dipakai berkali-kali hingga berubah warna menjadi hitam pekat. Dalam beberapa kasus, minyak ini bahkan digunakan selama berhari-hari tanpa diganti, hanya ditambahkan minyak baru sedikit demi sedikit. Gorengan kemudian dicelup ulang ke dalam minyak tersebut untuk menghangatkannya kembali agar terlihat “fresh”.
Praktik ini bukan hanya membuat tampilan gorengan tidak sehat, tapi juga raja zeus menyimpan risiko kesehatan yang serius. Minyak yang terlalu sering dipanaskan akan menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrolein, aldehida, hingga radikal bebas yang dapat memicu penyakit jangka panjang seperti kanker, gangguan hati, dan masalah pencernaan.
Alasan di Balik Penggunaan Minyak Hitam
Lantas, mengapa pedagang tetap menggunakan gorengan minyak hitam? Jawabannya sederhana: efisiensi biaya. Harga minyak goreng yang fluktuatif membuat banyak pedagang kecil harus berpikir keras menekan pengeluaran. Mengganti minyak goreng setiap hari tentu akan mengurangi keuntungan secara drastis. Karena itu, beberapa pedagang memilih menggunakan minyak bekas berulang kali meskipun tahu risikonya.
Namun, alasan ekonomi ini tidak dapat dijadikan pembenaran atas praktik yang membahayakan konsumen. Kesehatan masyarakat seharusnya tetap menjadi prioritas utama dalam penyajian makanan.
Gorengan yang Dicelup Ulang: Trik Lama yang Kembali Populer
Selain minyak yang hitam, teknik mencelup ulang gorengan ke minyak panas juga menjadi kebiasaan pedagang agar gorengan terlihat baru dimasak. Dalam kondisi tertentu, gorengan yang sudah dingin atau keras akan dicelup ulang sebentar ke minyak mendidih agar terasa hangat, lebih renyah, dan menarik pembeli. Padahal, hal ini membuat gorengan menyerap lebih banyak minyak, apalagi jika minyak tersebut sudah tidak layak pakai.
Tak jarang, gorengan yang dicelup ulang bertekstur terlalu berminyak atau memiliki aroma tengik. Sayangnya, banyak pembeli tidak menyadari bahaya di balik teknik “tipu daya” ini.
Solusi dan Peran Konsumen
Konsumen bisa berperan aktif dalam mendorong perubahan. Berikut beberapa tips:
-
Perhatikan warna minyak: jika terlihat sangat gelap atau kehitaman, sebaiknya hindari membeli.
-
Tanya dengan sopan: beberapa pedagang justru akan menjelaskan kalau mereka menggunakan minyak baru jika ditanya dengan baik.
-
Dukung pedagang jujur: jika kamu menemukan penjual yang menjaga kualitas minyak dan kebersihan, jadikan langganan dan promosikan ke orang lain.
-
Kurangi konsumsi gorengan luar: memasak sendiri di rumah menjadi pilihan terbaik jika ingin menikmati gorengan yang aman dan sehat.
BACA JUGA: Hidangan Bekas Gigitan Tikus: Nasi Sisa Malam dan Bahaya Kesehatan yang Terabaikan

Hidangan Bekas Gigitan Tikus: Nasi Sisa Malam dan Bahaya Kesehatan yang Terabaikan
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, praktik menyimpan makanan sisa sering kali dianggap sebagai solusi praktis untuk mengurangi pemborosan. Namun, apa jadinya jika nasi sisa semalam yang kita simpan justru menjadi sarang ancaman kesehatan? Baru-baru ini, viral sebuah kasus di media sosial tentang seorang warga di Jakarta Timur yang menemukan nasi sisa malamnya telah menjadi “hidangan bekas gigitan tikus“. Kisah ini bukan hanya memicu kejutan, tetapi juga mengangkat pertanyaan serius tentang kebersihan, kesadaran masyarakat, dan risiko kesehatan yang sering diabaikan.
Fakta di Balik Insiden: Dari Dapur ke Meja Makan
Menurut laporan, korban—sebut saja Bu Sari—menyimpan nasi sisa makan malam di dalam magic com yang tidak tertutup rapat. Keesokan paginya, ia menemukan bekas gigitan tikus pada nasi tersebut, lengkap dengan kotoran hewan pengerat itu di sekitar peralatan dapur. Insiden ini bukanlah kasus isolasi. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, sekitar 15% laporan keracunan makanan di wilayah urban berasal dari kontaminasi rajazeus situs online tikus atau serangga pada makanan yang disimpan sembarangan.
Tikus, sebagai hewan yang hidup di lingkungan kotor, membawa bakteri seperti Salmonella, Leptospira, dan virus penyebab penyakit berbahaya. Gigitan atau kontak tidak langsung melalui makanan yang terkontaminasi dapat memicu leptospirosis, demam tifoid, hingga gangguan pencernaan akut. Dr. Anisa Rahmawati, ahli kesehatan masyarakat, menjelaskan: “Kotoran atau air liur tikus yang menempel pada makanan bisa menjadi medium penularan penyakit. Apalagi jika makanan tidak dipanaskan ulang dengan suhu yang cukup.”
Kebiasaan Menyimpan Makanan: Antara Hemat dan Risiko
Kebiasaan menyimpan nasi sisa malam sebenarnya lazim di masyarakat Indonesia, terutama di kalangan menengah ke bawah yang berusaha menghemat pengeluaran. Namun, minimnya kesadaran tentang cara penyimpanan yang aman menjadi masalah krusial. Banyak keluarga masih menggunakan wadah terbuka atau membiarkan makanan dalam kondisi tidak tertutup, sehingga menarik perhatian tikus, kecoa, atau lalat.
Faktor lingkungan juga turut berperan. Pemukiman padat penduduk dengan sanitasi buruk, seperti saluran air tersumbat atau tumpukan sampah yang tidak terkelola, menjadi habitat ideal bagi tikus untuk berkembang biak. Tikus rumah (Rattus rattus) dan tikus got (Rattus norvegicus) adalah spesies yang paling sering ditemui di perkotaan. Mereka mampu masuk ke celah-celah kecil, bahkan memanjat dinding untuk mencapai sumber makanan.
Respons Pemerintah dan Kesadaran Masyarakat
Insiden yang menimpa Bu Sari menyoroti lemahnya pengawasan terhadap standar kebersihan rumah tangga. Meski pemerintah telah menggalakkan kampanye “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” (GERMAS), implementasinya masih belum merata. Sosialisasi tentang penyimpanan makanan yang aman, seperti penggunaan wadah kedap udara dan pemisahan antara makanan matang dan bahan mentah, sering kali hanya menyentuh kalangan terdidik.
Di sisi lain, dinas kesehatan setempat kerap kewalahan menghadapi laporan kasus keracunan makanan karena terbatasnya personel dan anggaran. “Kami lebih fokus pada pengawasan restoran atau pedagang kaki lima. Masalah kebersihan di tingkat rumah tangga masih menjadi tantangan besar,” ujar seorang petugas Dinas Kesehatan Jakarta Timur yang enggan disebutkan namanya.
Langkah Preventif yang Bisa Dilakukan
Untuk mencegah terulangnya kasus serupa, ada beberapa langkah praktis yang dapat diambil:
- Simpan makanan dalam wadah tertutup: Pastikan nasi atau lauk disimpan dalam kontainer kedap udara dan tidak dibiarkan terbuka semalaman.
- Bersihkan dapur secara rutin: Sisa makanan atau remah-remah di lantai dapat mengundang tikus.
- Pasang perangkap atau repelent alami: Gunakan lem tikus, racun (dengan hati-hati), atau tanaman pengusir tikus seperti peppermint.
- Panaskan ulang makanan sebelum dikonsumsi: Pemanasan hingga 70°C dapat membunuh sebagian besar bakteri.
BACA JUGA: Makanan Lok Lak Khas Kamboja Paling Enak dan Wajib Kamu Coba

Tahu Crispy dengan Sambal Bajak & Mayones
Cemilan berbahan dasar tahu memang tidak pernah gagal mencuri perhatian. Mulai dari tahu gejrot, tahu bulat, hingga tahu isi—semuanya punya penggemar setia. Tapi kini, muncul satu lagi varian tahu yang sedang naik daun: Tahu Crispy dengan Sambal Bajak dan Mayones. Perpaduan unik antara tahu yang renyah di luar, lembut di dalam, sambal bajak pedas-manis, dan sensasi creamy dari mayones menciptakan cita rasa yang luar biasa menggoda.
Makanan ini cocok dijadikan sebagai camilan sore, menu jualan, hingga sajian pembuka di acara-acara spesial. Rasanya yang kaya, tekstur yang kontras, serta tampilan yang menggugah selera membuatnya begitu mudah disukai oleh berbagai kalangan.
Kenapa Tahu Crispy Disukai Banyak Orang?
Tahu adalah bahan yang fleksibel—bisa dikukus, digoreng, ditumis, atau dibakar. Tapi ketika digoreng menjadi crispy, tahu seolah naik kelas. Ada beberapa alasan mengapa tahu crispy menjadi favorit:
-
Tekstur yang Kontras: Renyah di luar, lembut dan panas di dalam.
-
Netral dan Mudah Disesuaikan: Rasa tahu yang cenderung tawar membuatnya ideal dipadukan dengan berbagai bumbu.
-
Murah dan Mudah Didapat: Tahu tersedia di hampir semua pasar dan harganya sangat terjangkau.
-
Sehat dan Bergizi: Kaya protein nabati dan rendah kalori.
Dengan menambahkan sambal bajak dan mayones, tahu crispy menjadi jauh lebih menarik. Sensasi pedas, gurih, dan creamy-nya bikin siapa pun ketagihan.
Sambal Bajak: Pedas Manis Penuh Rempah
Sambal bajak berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, dikenal dengan cita rasa pedas yang tidak langsung menyengat, karena diimbangi dengan rasa manis dari gula merah. Bahan-bahannya meliputi cabai merah, bawang merah, bawang putih, tomat, terasi, dan gula merah. Semua digoreng terlebih dahulu sebelum diulek, lalu ditumis kembali bersama daun salam dan lengkuas.
Sambal ini cocok dipadukan dengan makanan yang digoreng kering, termasuk tahu crispy. Rasa manis-pedasnya melengkapi tekstur garing dari tahu, apalagi jika ditambah sentuhan lembut dan asam dari mayones.
Mayones: Sentuhan Modern yang Menyeimbangkan Rasa
Mayones, meski bukan bagian dari kuliner tradisional Indonesia, telah menjadi pelengkap yang umum di berbagai jajanan kekinian. Fungsinya dalam tahu crispy adalah memberi rasa creamy, sedikit asam, dan menyeimbangkan rasa pedas sambal bajak. Kombinasi ini menciptakan sensasi rasa yang kompleks tapi harmonis.
Resep Tahu Crispy dengan Sambal Bajak dan Mayones
Berikut resep lengkap yang bisa kamu coba di rumah:
Bahan Tahu Crispy:
-
10 buah tahu putih kotak, potong sesuai selera
-
3 sdm tepung maizena
-
3 sdm tepung terigu
-
1 sdt kaldu bubuk
-
Garam & merica secukupnya
-
Air es secukupnya
-
Minyak untuk menggoreng
Bahan Sambal Bajak:
-
10 buah cabai merah keriting
-
5 buah cabai rawit merah
-
5 siung bawang merah
-
3 siung bawang putih
-
1 buah tomat merah ukuran sedang
-
1 sdt terasi
-
2 sdm gula merah serut
-
Garam secukupnya
-
Minyak goreng
-
2 lembar daun salam
-
1 ruas lengkuas, geprek
Pelengkap:
-
Mayones botolan (bisa rasa original atau keju)
-
Daun seledri atau daun bawang cincang (opsional, untuk garnish)
Langkah-Langkah Membuat:
-
Siapkan Tahu:
-
Tiriskan tahu, potong dadu atau segitiga sesuai selera.
-
Campurkan https://devinenailspacolumbiasc.com/ tepung terigu, maizena, kaldu bubuk, garam, dan merica. Tambahkan air es sedikit demi sedikit hingga membentuk adonan yang agak cair.
-
Balurkan tahu ke adonan, lalu goreng dalam minyak panas hingga kecokelatan dan crispy. Angkat, tiriskan.
-
-
Membuat Sambal Bajak:
-
Goreng cabai, bawang merah, bawang putih, dan tomat hingga layu.
-
Haluskan bersama terasi, gula merah, dan garam.
-
Tumis sambal bersama daun salam dan lengkuas hingga matang dan harum. Koreksi rasa.
-
-
Penyajian:
-
Tata tahu crispy di piring saji.
-
Siram sambal bajak di atas tahu atau di samping sebagai cocolan.
-
Tambahkan topping mayones secukupnya di atas sambal atau sebagai drizzle.
-
Taburi dengan irisan daun bawang atau seledri jika suka.
-
Tips dan Variasi Menarik
-
Ingin lebih renyah? Tambahkan sedikit baking powder dalam adonan tepung.
-
Suka rasa keju? Gunakan mayones rasa keju atau tambahkan parutan keju cheddar di atas tahu.
-
Untuk sensasi ekstra pedas: Campur sambal bajak dengan sedikit minyak cabai.
-
Untuk jualan: Kemasi dalam box kecil dan beri dua saus terpisah—sambal bajak & mayones.
BACA JUGA: Jamu Khas Sunda: Cita Rasa yang Menyegarkan

Macaron dengan Rasa Khas Indonesia: Jahe Pandan dan Gula Aren
Macaron, si mungil manis asal Prancis ini telah lama mencuri perhatian pecinta kuliner di seluruh dunia. Warna-warni cerah, tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, serta rasa yang elegan membuatnya jadi primadona di banyak kafe dan toko kue. Namun, di tengah gelombang inovasi kuliner modern, muncul tren baru yang semakin digemari: macaron dengan rasa khas Indonesia.
Siapa sangka, rempah dan bahan tradisional seperti jahe, pandan, dan gula aren kini menjadi varian rasa unik yang menyatukan cita rasa Nusantara dalam sajian bergaya Eropa. Artikel ini akan mengulas bagaimana perpaduan budaya ini menciptakan pengalaman kuliner baru yang menggoda lidah.
Mengapa Macaron Bisa Beradaptasi dengan Rasa Lokal?
Tekstur macaron yang netral dan cenderung manis membuatnya cocok menjadi “kanvas rasa”. Kulit luar yang renyah bisa menyerap aroma khas bahan tertentu, sedangkan isi (ganache atau buttercream) dapat divariasikan sesuai kreativitas.
Inilah yang membuka peluang bagi para chef dan pebisnis kue untuk mengeksplorasi rasa-rasa lokal Indonesia. Bukan hanya soal rasa, tapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya kuliner dalam bentuk modern.
1. Macaron Rasa Jahe: Hangat di Tengah Manis
Jahe telah lama dikenal sebagai rempah berkhasiat di Indonesia. Dalam dunia per-kue-an, jahe jarang digunakan karena aromanya yang tajam. Namun, di tangan kreatif, rasa jahe bisa diolah menjadi sesuatu yang elegan dan memikat.
Pada macaron, jahe bisa digunakan dalam bentuk:
-
Bubuk jahe pada adonan kulit
-
Infused dalam ganache coklat putih
-
Campuran buttercream
Rasa jahe memberikan kehangatan yang unik di tengah manisnya macaron. Cocok untuk penikmat rasa-rasa yang eksotis dan sedikit “berani”. Kombinasi jahe dengan coklat atau madu juga bisa menambah dimensi rasa yang kaya.
2. Macaron Rasa Pandan: Aroma Tradisional nan Lembut
Pandan adalah salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam dessert khas Indonesia. Aromanya lembut, warnanya alami, dan rasanya ringan namun khas. Tak heran jika pandan masuk dalam daftar rasa lokal yang paling mudah diadaptasi ke dalam kue-kue modern.
Untuk membuat macaron pandan, bahan yang digunakan antara lain:
-
Pasta pandan alami untuk pewarna dan rasa adonan
-
Coconut buttercream sebagai isian
-
Tambahan keju atau santan sebagai twist lokal
Hasilnya? Macaron hijau lembut yang tidak hanya cantik secara visual, tapi juga membawa nostalgia rasa kue-kue tradisional seperti klepon atau bolu pandan.
3. Macaron Rasa Gula Aren: Manis Alami dengan Aroma Karamel
Gula aren atau gula merah adalah pemanis alami yang sering ditemukan dalam jajanan pasar. Aroma khas karamel dan rasa manis yang tidak menyengat membuatnya cocok dijadikan bahan utama ganache macaron.
Cara penggunaannya:
-
Gula aren dilelehkan dan dicampur dengan krim untuk dijadikan caramel ganache
-
Bisa dipadukan dengan kelapa parut atau almond butter
-
Tambahkan sedikit garam laut (sea salt) untuk versi salted caramel yang lokal
Macaron dengan rasa gula aren menawarkan sensasi yang dalam dan memuaskan. Camilan ini sangat cocok disandingkan dengan kopi hitam atau teh herbal.
Kombinasi Warna dan Tampilan: Tetap Elegan dengan Sentuhan Nusantara
Walaupun menggunakan rasa lokal, tampilan macaron tetap bisa dibuat elegan. Gunakan pewarna alami dari bahan-bahan seperti daun pandan (hijau), bubuk jahe (kuning muda), atau ekstrak aren (coklat keemasan). Tambahkan taburan serpihan kelapa, edible gold dust, atau garis-garis coklat untuk mempercantik tampilannya.
Nama-nama menarik seperti “Macaron Klepon”, “Macaron Wedang Jahe”, atau “Macaron Gula Aren Latte” bisa memberi kesan khas dan meningkatkan daya tarik di pasaran.
Resep Dasar Kulit Macaron (French Method)
Bahan:
-
100 gram putih telur (umur 2 hari, suhu ruang)
-
100 gram gula kastor
-
100 gram almond powder
-
100 gram gula halus
-
Pewarna makanan alami (sesuai rasa)
Langkah:
-
Ayak almond powder dan gula halus, sisihkan.
-
Kocok putih telur hingga berbusa, lalu tambahkan gula kastor sedikit demi sedikit hingga kaku dan glossy.
-
-
Tambahkan pewarna https://www.alamwisatacimahi.com/ alami sesuai rasa (misal: pandan hijau).
-
Masukkan campuran almond + gula halus secara bertahap ke adonan telur. Aduk lipat hingga adonan jatuh perlahan (ribbon stage).
-
Semprotkan adonan ke loyang dengan alas silpat atau baking paper.
-
Diamkan hingga permukaan kering (20–40 menit), lalu panggang 150°C selama 15 menit.
-
Dinginkan sebelum diberi isian.
Inspirasi Isian Lokal:
-
Ganache Jahe Madu: Coklat putih, heavy cream, bubuk jahe, madu
-
Buttercream Pandan Kelapa: Mentega, gula halus, ekstrak pandan, santan kental
-
Salted Aren Caramel: Gula aren cair, krim kental, butter, sedikit garam laut
BACA JUGA: Jamu Khas Sunda: Cita Rasa yang Menyegarkan

Sushi Jajanan Pasar? Kreasi Unik Sushi ala Indonesia
Sushi, makanan khas Jepang yang terdiri dari nasi, ikan, dan rumput laut, sudah lama mendunia dan punya tempat khusus di hati para pencinta kuliner. Tapi bagaimana jadinya kalau sushi dibuat bukan dari salmon atau nori, melainkan dari lemper, lapis legit, atau klepon? Di tangan para pelaku kuliner kreatif Indonesia, terciptalah tren unik: sushi jajanan pasar—perpaduan cita rasa lokal dengan tampilan global yang menarik perhatian, menggoda selera, dan tentu saja Instagrammable.
Sushi Tak Lagi Harus Jepang
Selama ini, sushi identik dengan bahan-bahan seperti nasi vinegar (shari), daging ikan mentah, nori (rumput laut), dan wasabi. Namun, tren fusion food yang semakin berkembang membuka ruang bagi kreasi-kreasi kuliner yang memadukan elemen internasional dengan kekayaan lokal.
Di Indonesia, sushi tidak lagi terbatas pada rasa Jepang. Banyak UMKM, foodpreneur, hingga ibu rumah tangga kreatif yang mulai mengkreasikan sushi dari bahan-bahan khas Nusantara—terutama dari jajanan pasar. Hasilnya? Camilan unik yang tetap mempertahankan cita rasa tradisional namun dikemas modern layaknya sushi roll.
Apa Itu Sushi Jajanan Pasar?
Sushi jajanan pasar adalah konsep yang menggabungkan bentuk dan teknik penyajian sushi Jepang dengan bahan-bahan khas jajanan pasar Indonesia. Bentuknya bisa berupa makizushi (sushi roll) atau nigiri (potongan nasi dengan topping di atasnya), tetapi dengan bahan lokal sebagai pengganti.
Misalnya, alih-alih menggunakan nasi dan nori, digunakan lemper (beras ketan isi ayam) yang digulung seperti sushi roll. Atau potongan kue lapis yang dibentuk menyerupai nigiri dengan topping selai kacang atau meses.
Contoh Kreasi Sushi Jajanan Pasar yang Kekinian
Berikut beberapa varian sushi jajanan pasar yang tengah viral dan mudah dibuat di rumah:
1. Sushi Lemper
Lemper ketan isi ayam dibentuk seperti maki roll, kemudian diiris-iris dan dihias dengan topping sambal matah, abon sapi, atau serundeng. Bisa juga dilapisi daun pisang dan dibakar agar aromanya lebih khas.
2. Sushi Klepon
Klepon yang umumnya berbentuk bulat diubah jadi roll berisi gula merah cair, kemudian dilapisi parutan kelapa dan dipotong seperti sushi. Disajikan dingin untuk kesegaran maksimal.
3. Sushi Lapis Legit
Lapis legit dipotong kecil-kecil dan ditumpuk dengan topping keju parut, coklat batang, atau selai stroberi. Mirip dessert sushi, sangat cocok untuk sajian saat arisan atau pesta ulang tahun.
4. Sushi Serabi Oncom
Serabi mini digulung dengan isian oncom pedas, lalu dipotong dan disajikan dengan sambal kacang atau daun kemangi. Kombinasi manis-gurih-pedas ini sangat disukai pencinta makanan tradisional.
5. Sushi Nagasari
Nagasari berbahan dasar pisang dan tepung beras ini dibentuk lonjong, lalu dipotong menyerupai sushi roll. Tambahan saus santan kental di atasnya membuat tampilannya makin menggugah.
Keunikan dan Daya Tarik Sushi ala Indonesia
Mengapa sushi jajanan pasar begitu menarik?
-
Visual yang cantik: Kombinasi warna dari berbagai jajanan pasar menghasilkan sushi yang cerah dan menggiurkan, cocok untuk konten media sosial.
-
Rasa yang familier: Meski bentuknya asing, rasanya tetap dekat dengan lidah orang Indonesia.
-
Kreativitas tanpa batas: Kamu bisa bebas berkreasi dengan berbagai bahan lokal, dari singkong, ubi, tape, hingga kolak.
-
Cocok untuk segala usia: Anak-anak, remaja, hingga orang tua bisa menikmati tanpa harus mencicipi wasabi atau ikan mentah.
-
Ramah kantong: Bahan-bahannya murah dan mudah ditemukan di pasar tradisional.
Tips Membuat Sushi Jajanan Pasar di Rumah
Ingin coba bikin sendiri di rumah? Ini beberapa tipsnya:
-
Pilih bahan yang punya tekstur padat agar mudah dibentuk dan tidak mudah hancur saat dipotong.
-
Gunakan plastik wrap untuk membantu membentuk roll.
-
Topping kreatif: Gunakan https://www.iowachange.org/ meses, selai, saus sambal, atau potongan buah untuk sentuhan modern.
-
Perhatikan warna dan tekstur agar terlihat menarik saat disusun di piring saji.
-
Sajikan dingin atau suhu ruang, tergantung jenis bahan yang digunakan.
Potensi Bisnis yang Lezat dan Unik
Sushi jajanan pasar bukan hanya ide kreatif di dapur, tapi juga punya potensi bisnis yang luar biasa. Dengan modal yang terjangkau dan tampilan yang menarik, kreasi ini bisa dijual untuk acara ulang tahun, hampers lebaran, isian snack box, atau bahkan jadi menu utama di kafe kekinian.
Peluang Bisnis:
-
Catering arisan atau ulang tahun anak
-
Jualan online via Instagram atau TikTok
-
Booth di bazar makanan lokal
-
Kolaborasi dengan UMKM pembuat jajanan pasar
Penting untuk mengemas sushi jajanan pasar secara menarik, misalnya dalam box kayu mini ala bento Jepang atau kemasan daun pisang untuk sentuhan tradisional.
BACA JUGA: Jamu Khas Sunda: Cita Rasa yang Menyegarkan

Jamu Khas Sunda: Cita Rasa yang Menyegarkan
Ketika membicarakan jamu, pikiran kita sering langsung tertuju pada minuman pahit yang identik dengan rasa kuat dan aroma tajam. Tapi, jika Anda menjelajah lebih dalam ke berbagai tradisi daerah, akan Anda temukan ragam jamu yang unik dan tak melulu pahit. Salah satunya adalah jamu khas Sunda, yang terkenal dengan rasa yang relatif lebih ringan, menyegarkan, dan cocok dinikmati oleh semua kalangan—baik tua maupun muda.
Jamu khas dari tanah Sunda, yang mencakup wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, merepresentasikan filosofi masyarakatnya yang gemar hidup selaras dengan alam. Dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, racikan jamu Sunda tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga memberikan sensasi segar yang membangkitkan semangat.
Jamu Sunda: Lebih dari Sekadar Obat
Berbeda dengan persepsi umum tentang jamu sebagai obat, di masyarakat Sunda, jamu lebih banyak dikonsumsi sebagai bagian dari gaya hidup sehat sehari-hari. Minuman herbal ini tidak hanya diambil saat tubuh sakit, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan tubuh, meningkatkan imunitas, dan menjaga kecantikan kulit secara alami.
Salah satu ciri khas jamu Sunda adalah penggunaan bahan yang menyejukkan dan tidak terlalu ekstrem dalam rasa. Kombinasi rempah-rempah dan tumbuhan khas pegunungan menghasilkan minuman herbal yang lembut, aromatik, dan menyegarkan.
Aneka Jenis Jamu Khas Sunda
Berikut ini beberapa jenis jamu khas Sunda yang paling dikenal dan manfaatnya:
1. Sinom
Sinom adalah jamu yang terbuat dari daun asam muda (sinom), kunyit, gula aren, dan air. Rasa yang dihasilkan cenderung manis-asam dan sangat menyegarkan, apalagi bila disajikan dingin.
Manfaat:
- Menyegarkan tubuh
- Melancarkan pencernaan
- Membantu detoksifikasi
Sinom sering dikonsumsi oleh remaja dan wanita karena rasanya yang ringan dan segar, sangat cocok sebagai minuman harian.
2. Kunir Asem Sunda
Versi Sunda dari kunyit asam ini memiliki rasa yang lebih ringan dibanding versi Jawa, dengan penggunaan gula aren dan aroma rempah yang lebih lembut.
Manfaat:
- Menjaga kesehatan organ dalam
- Mengurangi nyeri haid
- Menyeimbangkan hormon wanita
Disajikan dingin atau hangat, kunir asem Sunda sangat digemari oleh kalangan muda hingga ibu-ibu.
3. Cingcau Hijau Herbal
Meskipun tidak secara tradisional disebut “jamu,” minuman ini sering digolongkan sebagai jamu ringan karena terbuat dari daun cincau yang direbus dan dikombinasikan dengan air rebusan daun pandan, serai, dan gula merah.
Manfaat:
- Menyejukkan panas dalam
- Menurunkan tekanan darah
- Melancarkan buang air kecil
Sangat populer di daerah pedesaan dan dijadikan sebagai pengganti minuman manis buatan.
4. Beras Kencur Sunda
Berbeda dari versi Jawa yang kental dan manis, beras kencur Sunda terasa lebih ringan dan encer, dengan tambahan daun pandan untuk aroma yang lebih harum.
Manfaat:
- Meningkatkan stamina
- Mengurangi rasa lelah
- Meredakan nyeri otot
Filosofi di Balik Racikan
Masyarakat Sunda percaya bahwa tubuh manusia memiliki keseimbangan alami yang harus dijaga. Ketika tubuh merasa panas, maka dibutuhkan minuman yang sejuk. Jika tubuh terasa lemas, maka perlu dikuatkan dengan ramuan https://www.innovativebeautyacademy.com/ yang memberi energi. Prinsip ini tercermin dalam racikan jamu mereka yang tidak berlebihan dalam rasa, namun tetap efektif dalam khasiat.
Penggunaan gula aren sebagai pemanis alami menjadi ciri khas penting, karena selain menyeimbangkan rasa, juga memberi manfaat tambahan seperti meningkatkan energi dan melancarkan peredaran darah.
Jamu dalam Budaya Sehari-Hari
Di banyak daerah di Jawa Barat, terutama di pedesaan, jamu tidak hanya tersedia di pasar atau warung tradisional. Banyak ibu rumah tangga masih meracik sendiri jamu untuk keluarganya. Bahan-bahannya pun ditanam di pekarangan rumah, seperti kunyit, jahe, asam, daun sinom, atau kencur.
Anak-anak dibiasakan minum jamu sejak kecil, terutama sinom dan beras kencur yang manis dan ringan. Sementara remaja dan dewasa lebih sering mengonsumsi kunir asem dan jamu pelancar pencernaan.
Tak hanya itu, jamu juga hadir dalam berbagai upacara adat, seperti saat mitoni (tujuh bulan kehamilan), pernikahan, atau perawatan ibu setelah melahirkan. Tradisi ini menunjukkan bahwa jamu bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari siklus kehidupan masyarakat Sunda.
Inovasi Jamu Sunda di Era Modern
Generasi muda kini mulai melirik kembali warisan jamu khas Sunda, tidak hanya karena manfaat kesehatannya, tetapi juga karena potensi bisnisnya. Banyak pelaku UMKM dan brand lokal mulai mengemas jamu dalam bentuk yang lebih praktis dan menarik: botol siap minum, serbuk instan, hingga es jamu modern.
Rasa jamu khas Sunda yang ringan dan menyegarkan menjadikannya cocok untuk diolah menjadi minuman kekinian, seperti es sinom soda, kunir asem mojito, atau bahkan dipadukan dengan boba!
BACA JUGA: Jamu Latte: Perpaduan Kopi dan Rempah yang Menenangkan

Jamu Latte: Perpaduan Kopi dan Rempah yang Menenangkan
Kopi dan rempah-rempah—dua elemen yang sepertinya berasal dari dunia yang sangat berbeda. Namun, berkat inovasi kreatif, keduanya kini dipadukan dalam satu gelas hangat yang menenangkan: Jamu Latte. Minuman ini merupakan sebuah terobosan yang berhasil menggabungkan rasa pahit dan gurih dari jamu tradisional dengan cita rasa kaya dan creamy dari latte. Tidak hanya menawarkan kenikmatan, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang berasal dari bahan alami rempah Nusantara.
Jamu latte semakin dikenal dan digemari di kalangan penggemar kopi yang ingin menikmati sensasi berbeda dari kopi biasa. Inovasi ini membawa pengalaman baru, bukan hanya sekadar minuman yang memanjakan lidah, tetapi juga menyehatkan tubuh dengan kekayaan rempah-rempah yang sudah dikenal sejak zaman nenek moyang.
Apa Itu Jamu Latte?
Jamu latte adalah perpaduan antara jamu tradisional yang terbuat dari rempah-rempah alami dengan espresso atau kopi yang disajikan dengan susu panas atau susu nabati. Minuman ini, meski terinspirasi dari kopi latte yang populer, memberikan twist unik dengan memasukkan bahan-bahan jamu seperti kunyit, jahe, temulawak, dan kencur, yang dikenal dengan khasiat kesehatan yang luar biasa.
Secara umum, jamu latte memiliki rasa yang lebih kompleks. Rasa rempah yang kuat berpadu dengan lembutnya susu, menciptakan harmoni rasa yang memanjakan lidah. Anda bisa memilih untuk menggunakan susu sapi, susu almond, susu oat, atau susu kelapa untuk menambah kekayaan rasa yang berbeda pada setiap tegukan.
Manfaat Kesehatan dari Jamu Latte
Salah satu alasan mengapa jamu latte begitu menarik adalah karena ia tidak hanya memberikan kenikmatan rasa, tetapi juga membawa berbagai manfaat kesehatan berkat bahan-bahan tradisional yang digunakan. Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan dari bahan-bahan yang sering digunakan dalam jamu latte:
1. Kunyit
Kunyit adalah salah satu bahan utama dalam jamu yang memiliki kandungan kurkumin. Senyawa ini dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh, membantu meningkatkan sistem imun, dan memperbaiki pencernaan.
2. Jahe
Jahe memberikan sensasi hangat yang menenangkan. Selain itu, jahe juga terkenal dengan khasiatnya untuk meredakan mual, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi peradangan dalam tubuh. Jahe dalam jamu latte memberikan sensasi pedas yang menyegarkan.
3. Temulawak
Temulawak memiliki kandungan curcumin yang mirip dengan kunyit. Ia dikenal untuk meningkatkan kesehatan hati, memperlancar pencernaan, dan menambah stamina tubuh. Kehadirannya dalam jamu latte memberikan rasa earthy yang khas dan bermanfaat untuk tubuh.
4. Kencur
Kencur, yang sering digunakan dalam jamu beras kencur, memberikan rasa pedas dan menyegarkan. Kencur juga dikenal dapat meredakan perut kembung, meningkatkan nafsu makan, serta memberikan efek relaksasi.
Dengan menggabungkan bahan-bahan tradisional ini ke dalam latte, Anda tidak hanya mendapatkan minuman yang nikmat, tetapi juga manfaat kesehatan yang lengkap.
Variasi Rasa Jamu Latte yang Bisa Dicoba
Seiring dengan semakin populernya jamu latte, berbagai variasi rasa mulai bermunculan, memberikan pilihan yang lebih beragam bagi pecinta kopi dan rempah. Berikut beberapa varian yang patut dicoba:
1. Kunyit Latte
Jamu latte dengan kunyit sebagai bahan utamanya adalah yang paling populer. Kunyit memberikan rasa yang kaya dan warna kuning cerah yang cantik pada minuman ini. Dikenal sebagai “golden latte”, minuman ini dapat disajikan dengan tambahan sedikit madu atau gula kelapa untuk menambah rasa manis alami.
2. Jahe Latte
Untuk Anda yang suka rasa pedas dan hangat, jahe latte adalah pilihan yang tepat. Dengan campuran jahe segar, susu, dan espresso, minuman ini memberikan sensasi hangat yang cocok diminum di pagi hari atau saat cuaca dingin.
3. Temulawak Latte
Dengan rasa yang lebih earthy dan ringan, temulawak latte https://manninospizzeria.com/ menawarkan manfaat kesehatan yang sangat baik untuk pencernaan dan kekebalan tubuh. Ditambah dengan susu oat atau susu kelapa, minuman ini menjadi pilihan sehat dan lezat.
4. Kencur Latte
Untuk rasa yang lebih segar dan berbeda, Anda bisa mencoba kencur latte. Perpaduan kencur dengan susu memberikan minuman yang ringan dan sangat menenangkan bagi perut, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan.
BACA JUGA: Suya: Daging Asin Pedas Khas Nigeria yang Menggoda Lidah

Suya: Daging Asin Pedas Khas Nigeria yang Menggoda Lidah
Nigeria, negara di Afrika Barat yang kaya akan budaya dan tradisi, juga memiliki ragam kuliner yang menggugah selera. Salah satu hidangan paling ikonik dan populer dari Nigeria adalah Suya, sajian daging panggang yang dibumbui secara khas dan menjadi favorit di seluruh penjuru negeri, bahkan hingga ke berbagai negara lainnya.
Suya bukan sekadar makanan; ia adalah bagian dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat Nigeria. Hampir setiap kota di Nigeria memiliki pedagang Suya di pinggir jalan, yang menjualnya sebagai camilan malam atau hidangan santai bersama keluarga dan teman. Dengan cita rasa asin, pedas, dan gurih yang khas, Suya berhasil memikat siapa saja yang mencicipinya.
Asal Usul Suya
Suya berasal dari suku Hausa, salah satu kelompok etnis terbesar di Nigeria yang sebagian besar mendiami wilayah utara negara tersebut. Bagi masyarakat Hausa, Suya sudah menjadi bagian dari tradisi kuliner selama ratusan tahun. Awalnya, Suya dibuat sebagai cara untuk mengawetkan daging, dengan menggunakan rempah-rempah dan garam, lalu diasapkan atau dipanggang agar tahan lama.
Seiring waktu, Suya mengalami evolusi menjadi makanan jalanan yang populer. Keunikan dan kelezatannya menjadikannya favorit lintas budaya dan kelas sosial. Bahkan, di kota-kota besar seperti Lagos dan Abuja, Suya menjadi menu wajib dalam berbagai acara dan perayaan.
Bahan dan Proses Pembuatan
Suya biasanya dibuat dari daging sapi, meskipun kadang-kadang juga digunakan daging ayam, kambing, atau bahkan jeroan. Daging dipotong tipis dan lebar, kemudian dimarinasi dalam campuran rempah-rempah khas yang disebut Yaji.
Yaji adalah rahasia utama kelezatan Suya. Campuran bumbu ini terdiri dari:
- Kacang tanah (kacang tanah panggang yang dihaluskan)
- Cabai kering (biasanya dalam jumlah cukup banyak)
- Garam
- Jahe bubuk
- Bawang putih bubuk
- Bawang merah bubuk
- Pala dan rempah-rempah lain sesuai selera
Setelah daging direndam dalam campuran Yaji selama beberapa jam—bahkan semalaman untuk hasil maksimal—potongan daging kemudian ditusuk dengan tusukan sate dan dipanggang di atas bara api hingga matang sempurna.
Proses pemanggangan ini memberikan aroma smokey yang khas pada Suya, sekaligus memperkuat rasa rempahnya. Ketika matang, Suya biasanya disajikan dengan irisan bawang bombay, tomat segar, dan kadang-kadang dengan ketimun atau paprika, ditata di atas kertas atau daun pisang.
Cita Rasa yang Unik dan Menggoda
Cita rasa Suya sangat khas dan sulit dilupakan. Pedasnya tajam, namun tidak menutupi gurih dan manis dari kacang tanah panggang. Rasa asin dan smoky-nya memberikan keseimbangan yang membuat lidah ingin terus mencicipi.
Salah satu kekuatan Suya adalah fleksibilitasnya. Ia bisa disantap langsung sebagai camilan, disajikan dengan nasi jollof (nasi khas Nigeria), dijadikan isian roti lapis, atau bahkan disajikan bersama salad. Dengan begitu banyak variasi penyajian, Suya menjadi pilihan yang cocok untuk segala suasana.
Suya dalam Kehidupan Sosial Nigeria
Di Nigeria, Suya bukan hanya soal rasa, tetapi juga pengalaman. Membeli Suya di malam hari dari pedagang kaki lima adalah kebiasaan yang lekat dengan kehidupan masyarakat. Di banyak kota, Suya menjadi camilan malam favorit setelah pulang kerja atau ketika berkumpul bersama teman.
Tak jarang pula Suya menjadi bagian dari perayaan besar, seperti pesta pernikahan, ulang tahun, hingga festival budaya. Di acara-acara semacam ini, kehadiran Suya bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Popularitas Internasional
Dalam beberapa tahun terakhir, Suya telah menembus https://www.labuanresort.com/ batas-batas Nigeria dan mulai dikenal di berbagai belahan dunia. Restoran Afrika di kota-kota besar seperti New York, London, dan Paris mulai memasukkan Suya ke dalam menu mereka. Bukan hanya diaspora Afrika yang menyukainya, tetapi juga para pencinta kuliner global yang tertarik dengan sensasi rasa eksotis.
Beberapa chef internasional juga mulai mengadopsi bumbu Yaji ke dalam kreasi masakan mereka, membuktikan bahwa Suya bukan hanya kuliner lokal, tetapi juga bisa menjadi bagian dari tren kuliner dunia.
BACA JUGA: Martabak Manis Oreo: Camilan Manis yang Selalu Laris

Martabak Manis Oreo: Camilan Manis yang Selalu Laris
Martabak Manis Oreo, camilan yang sedang naik daun di berbagai kalangan, menjadi pilihan tepat untuk mereka yang menginginkan sensasi manis dengan sentuhan modern. Terinspirasi dari martabak manis tradisional yang sudah ada sejak lama, Martabak Manis Oreo menghadirkan inovasi baru dengan menambahkan biskuit Oreo sebagai salah satu bahan utama. Hasilnya adalah paduan sempurna antara tekstur martabak yang lembut dan kenyal dengan rasa gurih dan manis dari Oreo. Inilah yang menjadikan Martabak Manis Oreo begitu populer dan banyak digemari.
Pada artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam tentang Martabak Manis Oreo, mulai dari asal-usul martabak manis itu sendiri, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Martabak Manis Oreo, hingga mengapa camilan ini selalu laris dan menjadi pilihan favorit banyak orang.
Asal Usul Martabak Manis
Martabak Manis, yang juga dikenal dengan nama “terang bulan” di beberapa daerah, adalah salah satu jenis martabak yang telah lama menjadi favorit masyarakat Indonesia. Camilan ini memiliki kulit yang tebal dan lembut, dengan isian yang bervariasi mulai dari kacang, cokelat, keju, hingga susu kental manis. Martabak manis biasa dijual di pinggir jalan atau gerai khusus martabak, menjadi pilihan camilan yang nikmat saat berkumpul dengan teman-teman atau keluarga.
Martabak Manis Oreo adalah inovasi dari martabak manis yang menggunakan biskuit Oreo sebagai topping atau isian utama. Perpaduan rasa manis, gurih, dan tekstur yang kenyal menjadikan camilan ini semakin diminati, terutama oleh anak muda yang menyukai tren makanan kekinian. Keberadaan Oreo, yang sudah sangat populer di kalangan pencinta makanan manis, semakin membuat Martabak Manis Oreo digemari banyak orang.
Bahan-Bahan untuk Membuat Martabak Manis Oreo
Untuk membuat Martabak Manis Oreo, Anda membutuhkan beberapa bahan sederhana yang bisa ditemukan dengan mudah di pasar atau supermarket. Berikut adalah bahan-bahan dasar yang diperlukan:
Bahan Kulit Martabak:
-
250 gram tepung terigu
-
1 sendok teh ragi instan
-
1 sendok teh baking powder
-
2 butir telur
-
100 gram gula pasir
-
250 ml air hangat
-
1/4 sendok teh vanili bubuk
-
1/4 sendok teh garam
-
50 gram mentega (lelehkan)
Bahan Isian:
-
10-12 biskuit Oreo (atau lebih, tergantung selera)
-
100 gram cokelat meses
-
100 gram keju parut (keju cheddar atau keju mozzarella)
-
3-4 sendok makan susu kental manis
-
Margarin atau mentega untuk olesan
BACA JUGA: Kue Ku Khas Banjar: Manisnya Gula Merah yang Khas
Cara Membuat Martabak Manis Oreo yang Lezat
Membuat Martabak Manis Oreo cukup mudah dan bisa dilakukan di rumah. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat Martabak Manis Oreo yang lembut dan enak:
Langkah 1: Membuat Adonan Kulit Martabak
Campurkan tepung terigu, ragi instan, baking rajazeus powder, dan gula pasir dalam sebuah wadah. Aduk rata, lalu tambahkan telur, air hangat, vanili, dan garam. Aduk semua bahan hingga tercampur rata dan adonan menjadi halus. Diamkan adonan selama sekitar 30-45 menit, agar ragi bisa bekerja dan adonan mengembang.
Setelah adonan mengembang, tambahkan mentega leleh dan aduk kembali hingga merata.
Langkah 2: Memasak Kulit Martabak
Panaskan wajan datar atau teflon dengan api kecil. Oleskan sedikit mentega atau margarin pada permukaan wajan agar adonan tidak lengket. Tuang adonan martabak ke dalam wajan hingga membentuk lapisan tebal. Masak adonan dengan api kecil agar bagian bawahnya tidak terbakar dan bagian atasnya matang dengan sempurna.
Setelah adonan mulai mengeluarkan gelembung-gelembung kecil di permukaannya, tutup wajan dan biarkan martabak matang sekitar 5-7 menit.
Langkah 3: Menambahkan Isian
Setelah martabak matang dan permukaan atasnya mulai mengering, tambahkan isian Oreo, cokelat meses, keju parut, dan susu kental manis. Pastikan isian merata di seluruh permukaan martabak. Tutup wajan kembali dan biarkan martabak hingga isian meleleh dan martabak matang sempurna.
Langkah 4: Melipat dan Menyajikan
Setelah isian meleleh dan martabak matang, lipat martabak menjadi dua bagian. Angkat dan sajikan Martabak Manis Oreo yang sudah siap dinikmati. Potong martabak sesuai selera dan nikmati selagi hangat.
Mengapa Martabak Manis Oreo Selalu Laris?
1. Kombinasi Rasa yang Unik
Salah satu alasan mengapa Martabak Manis Oreo selalu laris adalah kombinasi rasa yang unik dan menggugah selera. Rasa gurih dan manis dari Oreo, ditambah dengan kelembutan kulit martabak yang kenyal, menciptakan sensasi rasa yang tidak hanya memuaskan dahaga akan rasa manis, tetapi juga membuat siapa saja ketagihan.
2. Daya Tarik Oreo yang Kuat
Oreo adalah salah satu merek biskuit yang paling terkenal dan disukai di dunia, terutama di Indonesia. Dengan menambahkan Oreo ke dalam martabak manis, camilan ini menjadi semakin populer. Tak heran jika Martabak Manis Oreo selalu laris di pasar karena Oreo adalah bahan yang sudah terbukti dapat menarik banyak penggemar.
3. Sensasi Cokelat yang Meleleh
Salah satu elemen menarik dari Martabak Manis Oreo adalah sensasi cokelat yang meleleh di dalamnya. Saat martabak dipotong, cokelat yang lumer dan keju yang melengket menambah kenikmatan pada setiap gigitan. Perpaduan kelezatan ini menjadikan Martabak Manis Oreo sebagai camilan yang sangat memuaskan.
4. Menjadi Camilan Kekinian
Martabak Manis Oreo telah menjadi bagian dari tren camilan kekinian yang selalu diperbincangkan di media sosial. Banyak orang yang memposting foto atau video mereka menikmati Martabak Manis Oreo di Instagram atau TikTok, membuat camilan ini semakin dikenal dan digemari. Keberadaan camilan ini juga membuat acara nongkrong bersama teman-teman atau keluarga semakin seru.
5. Cocok untuk Semua Usia
Martabak Manis Oreo dapat dinikmati oleh berbagai kalangan usia, dari anak-anak hingga orang dewasa. Rasa manisnya yang pas dan kombinasi isian yang beragam membuatnya cocok dinikmati oleh siapa saja. Baik sebagai camilan ringan di sore hari, maupun sebagai hidangan penutup setelah makan malam.

Kue Ku Khas Banjar: Manisnya Gula Merah yang Khas
Di antara kekayaan kuliner Kalimantan Selatan, Kue Ku rajazeus slot menjadi salah satu camilan tradisional yang unik dan menggugah selera. Kue ini terkenal dengan rasa manis alami dari gula merah, tekstur kenyal, serta bentuknya yang menarik. Meskipun tidak setenar kue-kue modern, Kue Ku tetap memiliki penggemar setia, terutama di kalangan masyarakat Banjar.
Asal-Usul Kue Ku
Kue Ku merupakan jajanan tradisional khas suku Banjar yang telah ada sejak lama. Kue ini sering disajikan dalam acara adat, syukuran, atau sebagai hidangan sehari-hari. Nama “Ku” sendiri berasal dari bahasa Banjar, yang merujuk pada tekstur kue yang kenyal dan padat.
Bahan utamanya adalah tepung ketan dan gula merah (gula aren), yang memberikan cita rasa khas yang tidak ditemukan pada kue-kue lainnya. Kue Ku juga sering dihidangkan bersama pisang atau kelapa parut untuk menambah kelezatannya.
Ciri Khas Kue Ku
Kue Ku memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari kue tradisional lainnya:
- Rasa Manis Alami dari Gula Merah – Gula aren atau gula merah yang digunakan memberikan rasa manis yang khas dan tidak terlalu tajam.
- Tekstur Kenyal dan Padat – Karena terbuat dari tepung ketan, kue ini memiliki tekstur yang kenyal dan mengenyangkan.
- Bentuk Bulat atau Lonjong – Biasanya dibentuk bulat pipih atau lonjong, dengan bagian atas yang sedikit mengkilap karena proses pengukusan.
- Warna Cokelat Muda – Warna alami dari gula merah membuatnya terlihat menarik tanpa tambahan pewarna.
Bahan dan Cara Pembuatan Kue Ku
Kue Ku terbuat dari bahan-bahan sederhana, tetapi memerlukan teknik khusus agar hasilnya sempurna.
Bahan-Bahan:
- 250 gram tepung ketan
- 150 gram gula merah (aren), disisir halus
- 200 ml santan kental
- 1/2 sdt garam
- Daun pisang (untuk alas mengukus)
Cara Membuat:
- Campurkan tepung ketan dan garam dalam wadah.
- Panaskan santan dan gula merah sambil diaduk hingga gula larut.
- Tuang campuran santan dan gula ke dalam tepung ketan, aduk hingga menjadi adonan kalis.
- Bentuk adonan bulat atau lonjong sesuai selera.
- Panaskan kukusan, alasi dengan daun pisang, lalu kukus adonan selama 20-25 menit.
- Angkat dan sajikan hangat atau dingin.
Kue Ku paling nikmat dimakan dalam keadaan hangat, karena teksturnya lebih lembut dan aromanya lebih terasa.
Varian Kue Ku
Meskipun versi klasiknya paling populer, ada beberapa variasi Kue Ku yang menarik:
- Kue Ku Kelapa – Ditambahkan kelapa parut ke dalam adonan atau sebagai taburan.
- Kue Ku Pandan – Diberi ekstrak daun pandan untuk aroma yang lebih harum.
- Kue Ku Isi Pisang – Diisi dengan pisang raja atau pisang kepok sebelum dikukus.
Makna Kue Ku dalam Budaya Banjar
Bagi masyarakat Banjar, Kue Ku bukan sekadar camilan biasa. Kue ini sering dihidangkan dalam acara-acara adat seperti:
- Selamatan (Bahas Banjar: “Batamat Qur’an” atau “Aruh”)
- Kenduri pernikahan
- Sajian saat lebaran atau hari besar Islam
Keberadaan Kue Ku juga menjadi simbol keramahan masyarakat Banjar, karena biasanya disajikan kepada tamu sebagai tanda penghormatan.
Perbandingan dengan Kue Tradisional Lain
Kue Ku sering dibandingkan dengan kue lupis atau kue cenil, tetapi ada perbedaan mendasar:
- Kue Lupis – Dibungkus daun pisang dan memiliki tekstur lebih padat.
- Kue Cenil – Lebih kenyal dan biasanya disajikan dengan parutan kelapa serta saus gula merah cair.
- Kue Ku – Lebih padat dan manisnya berasal dari gula merah yang sudah tercampur dalam adonan.
Tantangan dalam Melestarikan Kue Ku
Seiring perkembangan zaman, Kue Ku mulai jarang ditemui karena:
- Kurangnya Minat Generasi Muda – Banyak anak muda lebih memilih jajanan modern.
- Proses Pembuatan yang Manual – Membutuhkan ketelatenan dalam mengolah adonan.
- Bahan Gula Aren yang Semakin Langka – Harga gula merah asli semakin mahal.
Upaya Pelestarian Kue Ku
Agar tidak punah, beberapa upaya yang bisa dilakukan:
- Memasukkan Kue Ku ke Dalam Menu Kafe Tradisional – Sebagai bagian dari wisata kuliner Banjar.
- Membuat Konten Kuliner di Media Sosial – Memperkenalkan Kue Ku kepada generasi muda.
- Mengadakan Workshop Membuat Kue Ku – Sebagai bagian dari pelestarian budaya.
Keseruan Menikmati Kue Ku
Kue Ku paling enak dinikmati dengan:
- Secangkir teh hangat – Kombinasi manisnya gula merah dan pahitnya teh menciptakan harmoni rasa.
- Kelapa parut – Menambah tekstur gurih dan garing.
- Pisang matang – Memberikan sentuhan rasa buah yang segar.
BACA JUGA|:

Lupis: Jajanan Manis Berbalut Kelapa Parut
Di tengah gempuran makanan kekinian dan kuliner global yang membanjiri pasar Indonesia, ada satu jajanan tradisional yang tetap setia menghadirkan rasa nostalgia: lupis. Berbalut kelapa parut dan disiram gula merah cair yang legit, lupis bukan hanya makanan, tetapi juga potongan kenangan dari masa lalu yang terus hidup dalam tradisi kuliner Nusantara.
Asal-Usul dan Filosofi Lupis
Lupis merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang terbuat dari beras ketan. Meskipun sulit ditelusuri asal-muasalnya secara pasti, lupis banyak ditemukan di wilayah Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jajanan ini biasa disajikan pada rajazeus pagi hari, dijajakan di pasar-pasar tradisional sebagai menu sarapan atau kudapan.
Bentuk lupis yang segitiga atau menyerupai lontong memunculkan banyak interpretasi. Dalam beberapa budaya Jawa, bentuk ini dianggap sebagai simbol harapan dan keteguhan hati. Bungkus daun pisangnya yang sederhana menambah kesan alami dan akrab pada makanan ini.
Bahan dan Proses Pembuatan
Salah satu daya tarik utama lupis terletak pada kesederhanaan bahannya. Untuk membuat lupis, Anda hanya memerlukan:
-
Beras ketan putih (yang telah direndam semalaman)
-
Daun pisang untuk membungkus
-
Kelapa parut muda
-
Gula merah
-
Sedikit garam
-
Air
Langkah-langkahnya meliputi:
-
Beras ketan yang telah direndam dibungkus dengan daun pisang, biasanya dibentuk kerucut atau segitiga.
-
Bungkus tersebut kemudian dikukus atau direbus selama beberapa jam hingga ketan matang dan lengket.
-
Setelah matang, lupis dibiarkan dingin agar teksturnya padat dan mudah dipotong.
-
Disajikan dengan kelapa parut yang telah dikukus dan dicampur garam, lalu disiram dengan saus gula merah kental yang wangi dan manis.
Perpaduan tekstur kenyal ketan, gurihnya kelapa, dan manisnya gula merah menciptakan rasa yang kaya namun tetap harmonis. Tidak heran jika lupis digemari lintas generasi.
Makna Budaya dan Sosial
Lupis tidak hanya dikenal sebagai jajanan pasar, tetapi juga sering hadir dalam upacara tradisional seperti kenduri, slametan, atau acara syukuran. Makanan ini dianggap sebagai simbol kebersamaan, karena biasanya disajikan dalam jumlah banyak dan dibagikan kepada kerabat atau tetangga.
Selain itu, karena berbahan dasar ketan yang lengket, lupis juga dipercaya sebagai lambang persatuan dan ikatan batin yang erat antaranggota masyarakat.
Lupis di Era Modern
Di tengah gaya hidup modern dan serba cepat, lupis tetap memiliki tempat di hati para pencinta kuliner. Banyak inovasi yang mulai muncul, seperti lupis dalam bentuk mini, lupis isi cokelat, hingga versi frozen food yang siap kukus. Bahkan, beberapa kedai kopi dan restoran kekinian kini mulai memasukkan lupis ke dalam menu mereka sebagai bentuk pelestarian jajanan tradisional.
Platform media sosial pun turut memperkenalkan kembali lupis kepada generasi muda. Konten-konten tentang resep lupis rumahan atau “ngabuburit sambil beli lupis” ramai dibagikan saat Ramadan.
Tips Menikmati dan Membuat Lupis Sendiri di Rumah
Bagi Anda yang ingin mencoba membuat lupis sendiri di rumah, berikut beberapa tips:
-
Gunakan beras ketan berkualitas baik agar hasilnya kenyal dan tidak mudah hancur.
-
Rendam ketan minimal 4–6 jam atau semalaman untuk hasil terbaik.
-
Jangan lupa kukus kelapa parut terlebih dahulu agar tidak cepat basi.
-
Tambahkan daun pandan saat merebus gula merah untuk aroma yang lebih harum.
-
Jika sulit mendapatkan daun pisang, Anda bisa menggunakan plastik tahan panas atau cetakan khusus.
Lupis paling nikmat disajikan dalam keadaan hangat atau suhu ruang, dengan saus gula merah yang masih kental dan wangi.
Penutup: Warisan Rasa yang Perlu Dijaga
Lupis adalah bukti bahwa makanan sederhana bisa memiliki kedalaman rasa, nilai budaya, dan kehangatan emosional yang luar biasa. Di balik tampilan bersahajanya, tersimpan cerita tentang masa kecil, kebersamaan, dan kearifan lokal yang melekat erat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Melestarikan lupis bukan hanya soal menjaga resep, tetapi juga menghargai warisan kuliner Nusantara. Di era ketika makanan bisa datang dari mana saja hanya dengan satu klik, kehadiran lupis mengingatkan kita bahwa kadang, yang terbaik adalah yang tumbuh dari tanah sendiri—penuh cinta, sejarah, dan rasa.
BACA JUGA: Es Teler Vegan: Tanpa Susu Tetap Segar!

Es Teler Vegan: Tanpa Susu Tetap Segar!
Es teler adalah salah satu dessert yang paling populer di Indonesia. Dikenal karena campuran bahan-bahannya yang segar dan rasa manis yang menyegarkan, es teler sudah menjadi favorit banyak orang, baik di acara santai maupun perayaan besar. Namun, bagi mereka yang mengikuti gaya hidup vegan atau memiliki intoleransi laktosa, menikmati es teler tradisional yang menggunakan susu kelapa atau susu kental manis bisa menjadi tantangan. Tapi jangan khawatir! Kini ada alternatif yang tak kalah nikmat: Es Teler Vegan.
Es teler vegan menyajikan semua kelezatan es teler asli, tanpa menggunakan bahan-bahan hewani. Dengan bahan yang mudah didapat dan cara pembuatan yang tidak sulit, es teler vegan tetap memberikan sensasi segar yang tidak kalah nikmat. Yuk, simak cara membuat es teler vegan yang menyegarkan ini!
Bahan-Bahan Es Teler Vegan
Untuk membuat es teler vegan, Anda hanya memerlukan bahan-bahan segar yang mudah ditemukan di pasar atau supermarket. Berikut adalah bahan-bahan utama yang dibutuhkan:
-
Kelapa muda (daging kelapa muda dan air kelapa)
-
Avokad (untuk memberikan kelembutan dan rasa kaya)
-
Nata de coco (potongan kecil yang kenyal)
-
Cincau hitam (untuk memberikan tekstur segar dan rasa yang sedikit pahit)
-
Sirup gula kelapa (sebagai pengganti susu kental manis dan pemanis alami)
-
Es serut (untuk memberikan sensasi dingin dan segar)
-
Buah-buahan segar seperti melon, nangka, dan rambutan (untuk menambah rasa manis dan kesegaran)
Langkah-Langkah Membuat Es Teler Vegan
Membuat es teler vegan cukup mudah dan hanya membutuhkan beberapa langkah sederhana. Berikut cara membuatnya:
-
Persiapkan Bahan-Bahan
-
Pertama, siapkan kelapa muda. Ambil daging kelapa muda dan air kelapanya. Anda bisa membeli kelapa muda segar atau kelapa muda dalam kemasan jika tidak ingin repot.
-
Potong buah-buahan segar seperti melon, nangka, dan rambutan menjadi potongan kecil-kecil.
-
Siapkan nata de coco dan cincau hitam. Jika Anda menggunakan cincau hitam dari bungkus, potong cincau menjadi potongan kecil.
-
Jangan lupa siapkan es serut di dalam mangkuk.
-
-
Menyusun Es Teler Vegan
-
Di dalam gelas atau mangkuk besar, masukkan es serut sebagai dasar. Anda bisa menyesuaikan banyaknya es serut sesuai dengan selera.
-
Tambahkan daging kelapa muda, potongan buah-buahan segar, nata de coco, dan cincau hitam di atas es serut.
-
Setelah bahan-bahan terisi, tambahkan sedikit air kelapa untuk memberikan rasa segar alami.
-
-
Menyiram dengan Sirup Gula Kelapa
-
Untuk memberikan rasa manis alami dan menggantikan susu kental manis, siramkan sirup gula kelapa ke atas es teler vegan. Sirup ini memberikan rasa manis yang tidak hanya lezat tetapi juga lebih sehat karena berasal dari gula kelapa alami yang lebih rendah indeks glikemiknya dibandingkan dengan gula pasir biasa.
-
-
Aduk dan Sajikan
-
Aduk rata semua bahan di dalam mangkuk agar rasa tercampur dengan baik. Es teler vegan siap untuk disajikan! Anda bisa menambahkan lebih banyak sirup gula kelapa atau buah segar sesuai selera.
-
Kenapa Es Teler Vegan Bisa Jadi Pilihan Segar?
Es teler vegan bukan hanya pilihan yang lebih sehat, tetapi juga pilihan yang ramah lingkungan dan lebih ringan di perut. Beberapa alasan kenapa es teler vegan ini bisa menjadi pilihan segar yang menyenangkan antara lain:
-
Tanpa Susu, Tetap Enak Meskipun es teler rajazeus tradisional menggunakan susu kelapa atau susu kental manis, dalam versi vegan, bahan-bahan lain seperti air kelapa dan sirup gula kelapa menggantikan rasa manis yang biasanya didapat dari susu. Kelapa muda, nata de coco, dan cincau hitam memberikan tekstur dan rasa yang sangat memuaskan tanpa perlu menggunakan produk hewani.
-
Lebih Sehat Menggunakan buah-buahan segar dan bahan alami seperti kelapa muda dan sirup gula kelapa, es teler vegan ini lebih sehat daripada versi tradisional yang mungkin mengandung bahan pengawet atau gula tambahan. Sirup gula kelapa, yang lebih alami, memiliki rasa manis yang lebih lembut dan memberikan energi yang lebih stabil tanpa lonjakan gula darah.
-
Ramah untuk Semua Diet Es teler vegan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, terutama mereka yang menjalani gaya hidup vegan, vegetaris, atau bahkan mereka yang memiliki alergi terhadap produk susu. Versi ini juga ramah bagi orang yang sedang menjalani diet bebas laktosa atau yang memilih untuk mengurangi konsumsi produk hewani.
-
Rasa yang Tak Kalah Enak Tanpa mengorbankan rasa, es teler vegan justru menyajikan kelezatan rasa manis alami dari buah-buahan segar, kelapa muda, dan sirup gula kelapa. Sensasi segar dari bahan-bahan tersebut tetap membuat es teler vegan menjadi pilihan yang tak kalah nikmat, bahkan bagi mereka yang tidak mengikuti pola makan vegan.
Variasi Es Teler Vegan
Meskipun resep dasar es teler vegan ini sangat mudah disesuaikan, Anda bisa bereksperimen dengan berbagai jenis buah dan bahan tambahan. Beberapa variasi yang bisa Anda coba antara lain:
-
Es Teler Vegan Tropikal: Tambahkan buah-buahan tropis seperti nanas, papaya, atau pisang untuk memberikan rasa eksotis.
-
Es Teler Vegan Dingin: Cobalah untuk menambah es batu atau jus jeruk nipis untuk rasa yang lebih menyegarkan di musim panas.
-
Es Teler Vegan Manis: Jika Anda lebih suka rasa manis yang lebih pekat, Anda bisa menambahkan lebih banyak sirup gula kelapa atau menggunakan madu untuk memberikan rasa manis alami.
BACA JUGA: 5 Makanan Fermentasi yang Bisa Mengandung Alkohol

5 Makanan Fermentasi yang Bisa Mengandung Alkohol
Fermentasi adalah proses biokimia yang melibatkan mikroorganisme, seperti bakteri, ragi, dan jamur, yang mengubah bahan makanan atau minuman menjadi produk baru dengan karakteristik yang berbeda. Selain mengubah rasa dan tekstur, fermentasi juga dapat menghasilkan alkohol sebagai hasil sampingan dari proses tersebut. Beberapa jenis makanan fermentasi, baik yang umum maupun yang lebih eksotik, dapat mengandung alkohol dalam jumlah yang bervariasi. Meskipun sebagian besar alkohol dalam makanan fermentasi ini tidak cukup tinggi untuk memberikan efek memabukkan, kandungan alkohol tersebut tetap ada dan dapat mempengaruhi rasa dan manfaat kesehatan dari makanan tersebut.
Berikut adalah lima makanan fermentasi yang bisa mengandung alkohol:
1. Tempeh
Tempeh adalah salah satu produk fermentasi kedelai yang populer, terutama di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara. Proses pembuatan tempeh melibatkan fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus. Selama proses fermentasi ini, ada kemungkinan terjadinya produksi alkohol dalam jumlah kecil, meskipun alkohol tidak menjadi tujuan utama dalam pembuatan tempeh.
Alkohol yang dihasilkan pada tempeh tidak cukup untuk menyebabkan efek mabuk, namun keberadaan alkohol dapat mempengaruhi rasa dan karakteristik tempeh. Pada umumnya, tempeh mengandung sedikit alkohol yang terbentuk sebagai hasil sampingan dari fermentasi, yang dapat memberikan sentuhan rasa khas. Walaupun begitu, tempeh tetap menjadi pilihan makanan yang sehat karena mengandung banyak protein, serat, dan berbagai vitamin serta mineral.
2. Kefir
Kefir adalah minuman fermentasi yang berasal dari susu, baik susu sapi, kambing, maupun susu nabati seperti susu kelapa. Kefir terbuat dari fermentasi susu menggunakan biji kefir yang terdiri dari campuran bakteri asam laktat dan ragi. Proses fermentasi yang dilakukan oleh ragi dapat menghasilkan alkohol dalam jumlah yang bervariasi, tergantung pada durasi fermentasi dan jumlah ragi yang digunakan.
Pada kefir, kandungan alkohol biasanya sangat rendah, sekitar 0,5% hingga 2% alkohol. Meskipun demikian, kadar alkohol ini cukup untuk memberikan rasa sedikit asam dan efek menenangkan pada tubuh. Dalam kefir yang diproduksi secara komersial, kadar alkohol rajazeus biasanya diatur dan dikendalikan agar tetap aman untuk konsumsi, tetapi minuman kefir rumahan yang lebih lama difermentasi mungkin mengandung sedikit lebih banyak alkohol. Bagi mereka yang sensitif terhadap alkohol atau yang menghindari alkohol, penting untuk memeriksa label produk kefir.
3. Kimchi
Kimchi adalah hidangan fermentasi khas Korea yang terbuat dari sayuran, terutama kubis dan lobak, yang difermentasi dengan menggunakan bakteri asam laktat. Meskipun kimchi terkenal dengan rasa pedas dan asam, makanan ini juga dapat mengandung alkohol dalam jumlah kecil. Proses fermentasi yang terjadi pada kimchi melibatkan aktivitas bakteri yang mengubah gula menjadi asam laktat dan sedikit alkohol.
Alkohol dalam kimchi terbentuk sebagai hasil sampingan dari fermentasi, meskipun kadar alkoholnya sangat rendah, sekitar 0,5% hingga 1%. Beberapa varian kimchi yang difermentasi lebih lama dapat mengandung sedikit lebih banyak alkohol, tetapi umumnya kadar alkohol tersebut tidak cukup untuk memberikan efek mabuk atau mengganggu tubuh. Namun, alkohol yang ada dapat mempengaruhi rasa kimchi, memberikan kedalaman rasa yang lebih kompleks.
4. Natto
Natto adalah makanan fermentasi tradisional Jepang yang terbuat dari kedelai yang difermentasi dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis. Proses fermentasi pada natto tidak hanya mengubah tekstur kedelai menjadi lebih lengket dan kenyal, tetapi juga dapat menghasilkan alkohol dalam jumlah kecil. Meskipun alkohol dalam natto biasanya berada pada tingkat yang sangat rendah, namun keberadaannya bisa mempengaruhi aroma khas yang dimiliki oleh natto.
Penting untuk dicatat bahwa alkohol dalam natto tidak menjadi elemen utama dalam rasa atau proses fermentasi, tetapi tetap bisa ada sebagai hasil sampingan. Natto kaya akan protein, vitamin K2, dan berbagai enzim yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan kekuatan tulang, menjadikannya makanan yang sangat bergizi meskipun mengandung alkohol dalam jumlah yang tidak signifikan.
5. Sauerkraut
Sauerkraut adalah hidangan fermentasi yang terbuat dari kubis yang dicincang dan difermentasi dengan garam untuk menghasilkan asam laktat. Proses fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam laktat yang mengubah gula dalam kubis menjadi asam laktat. Meskipun proses fermentasi utama pada sauerkraut menghasilkan asam laktat, alkohol dapat terbentuk dalam jumlah kecil selama fermentasi, terutama jika proses fermentasi berlangsung lebih lama.
Kandungan alkohol dalam sauerkraut biasanya sangat rendah, dan biasanya tidak lebih dari 1%. Namun, pada sauerkraut yang difermentasi lebih lama atau pada kondisi tertentu, jumlah alkohol dapat sedikit lebih tinggi. Meskipun begitu, sauerkraut tetap menjadi makanan yang bergizi karena mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Rasa sauerkraut yang asam dan sedikit alkohol memberi nuansa berbeda pada makanan ini, menjadikannya pilihan populer di banyak budaya Eropa.
BACA JUGA: Kue Lapis Legit: Kue Ribuan Lapis dengan Rasa Mentega yang Kayaz
5 Makanan Fermentasi yang Bisa Mengandung Alkohol
Fermentasi adalah proses biokimia yang melibatkan mikroorganisme, seperti bakteri, ragi, dan jamur, yang mengubah bahan makanan atau minuman menjadi produk baru dengan karakteristik yang berbeda. Selain mengubah rasa dan tekstur, fermentasi juga dapat menghasilkan alkohol sebagai hasil sampingan dari proses tersebut. Beberapa jenis makanan fermentasi, baik yang umum maupun yang lebih eksotik, dapat mengandung alkohol dalam jumlah yang bervariasi. Meskipun sebagian besar alkohol dalam makanan fermentasi ini tidak cukup tinggi untuk memberikan efek memabukkan, kandungan alkohol tersebut tetap ada dan dapat mempengaruhi rasa dan manfaat kesehatan dari makanan tersebut.
Berikut adalah lima makanan fermentasi yang bisa mengandung alkohol:
1. Tempeh
Tempeh adalah salah satu produk fermentasi kedelai yang populer, terutama di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara. Proses pembuatan tempeh melibatkan fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus. Selama proses fermentasi ini, ada kemungkinan terjadinya produksi alkohol dalam jumlah kecil, meskipun alkohol tidak menjadi tujuan utama dalam pembuatan tempeh.
Alkohol yang dihasilkan pada tempeh tidak cukup untuk menyebabkan efek mabuk, namun keberadaan alkohol dapat mempengaruhi rasa dan karakteristik tempeh. Pada umumnya, tempeh mengandung sedikit alkohol yang terbentuk sebagai hasil sampingan dari fermentasi, yang dapat memberikan sentuhan rasa khas. Walaupun begitu, tempeh tetap menjadi pilihan makanan yang sehat karena mengandung banyak protein, serat, dan berbagai vitamin serta mineral.
2. Kefir
Kefir adalah minuman fermentasi yang berasal dari susu, baik susu sapi, kambing, maupun susu nabati seperti susu kelapa. Kefir terbuat dari fermentasi susu menggunakan biji kefir yang terdiri dari campuran bakteri asam laktat dan ragi. Proses fermentasi yang dilakukan oleh ragi dapat menghasilkan alkohol dalam jumlah yang bervariasi, tergantung pada durasi fermentasi dan jumlah ragi yang digunakan.
Pada kefir, kandungan alkohol biasanya sangat rendah, sekitar 0,5% hingga 2% alkohol. Meskipun demikian, kadar alkohol ini cukup untuk memberikan rasa sedikit asam dan efek menenangkan pada tubuh. Dalam kefir yang diproduksi secara komersial, kadar alkohol biasanya diatur dan dikendalikan agar tetap aman untuk konsumsi, tetapi minuman kefir rumahan yang lebih lama difermentasi mungkin mengandung sedikit lebih banyak alkohol. Bagi mereka yang sensitif terhadap alkohol atau yang menghindari alkohol, penting untuk memeriksa label produk kefir.
3. Kimchi
Kimchi adalah hidangan fermentasi khas Korea yang terbuat dari sayuran, terutama kubis dan lobak, yang difermentasi dengan menggunakan bakteri asam laktat. Meskipun kimchi terkenal dengan rasa pedas dan asam, makanan ini juga dapat mengandung alkohol dalam jumlah kecil. Proses fermentasi yang terjadi pada kimchi melibatkan aktivitas bakteri yang mengubah gula menjadi asam laktat dan sedikit alkohol.
Alkohol dalam kimchi terbentuk sebagai hasil sampingan dari fermentasi, meskipun kadar alkoholnya sangat rendah, sekitar 0,5% hingga 1%. Beberapa varian kimchi yang difermentasi lebih lama dapat mengandung sedikit lebih banyak alkohol, tetapi umumnya kadar alkohol tersebut tidak cukup untuk memberikan efek mabuk atau mengganggu tubuh. Namun, alkohol yang ada dapat mempengaruhi rasa kimchi, memberikan kedalaman rasa yang lebih kompleks.
4. Natto
Natto adalah makanan fermentasi tradisional Jepang yang terbuat dari kedelai yang difermentasi dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis. Proses fermentasi pada natto tidak hanya mengubah tekstur kedelai menjadi lebih lengket dan kenyal, tetapi juga dapat menghasilkan alkohol dalam jumlah kecil. Meskipun alkohol dalam natto biasanya berada pada tingkat yang sangat rendah, namun keberadaannya bisa mempengaruhi aroma khas yang dimiliki oleh natto.
Penting untuk dicatat bahwa alkohol dalam natto tidak menjadi elemen utama dalam rasa atau proses fermentasi, tetapi tetap bisa ada sebagai hasil sampingan. Natto kaya akan protein, vitamin K2, dan berbagai enzim yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan kekuatan tulang, menjadikannya makanan yang sangat bergizi meskipun mengandung alkohol dalam jumlah yang tidak signifikan.
5. Sauerkraut
Sauerkraut adalah hidangan fermentasi yang terbuat dari kubis yang dicincang dan difermentasi dengan garam untuk menghasilkan asam laktat. Proses fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam laktat yang mengubah gula dalam kubis menjadi asam laktat. Meskipun proses fermentasi utama pada sauerkraut menghasilkan asam laktat, alkohol dapat terbentuk dalam jumlah kecil selama fermentasi, terutama jika proses fermentasi berlangsung lebih lama.
Kandungan alkohol dalam sauerkraut biasanya sangat rendah, dan biasanya tidak lebih dari 1%. Namun, pada sauerkraut yang difermentasi lebih lama atau pada kondisi tertentu, jumlah alkohol dapat sedikit lebih tinggi. Meskipun begitu, sauerkraut tetap menjadi makanan yang bergizi karena mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Rasa sauerkraut yang asam dan sedikit alkohol memberi nuansa berbeda pada makanan ini, menjadikannya pilihan populer di banyak budaya Eropa.

Kue Lapis Legit: Kue Ribuan Lapis dengan Rasa Mentega yang Kaya
Kue lapis legit bukan sekadar camilan manis biasa. Ia adalah simbol kemewahan, kesabaran, dan keahlian dalam dunia kuliner Nusantara. Dikenal juga sebagai Spekkoek dalam bahasa Belanda, kue ini telah menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia yang paling dikenal, terutama saat perayaan besar seperti Lebaran, Natal, atau Imlek.
Tampilannya yang berlapis-lapis rapi dan rasa mentega yang kaya membuat lapis legit tidak hanya enak dilihat, tetapi juga luar biasa di lidah. Artikel ini akan mengajak Anda mengenal lebih dalam sejarah, proses pembuatan, hingga alasan kenapa kue ini begitu istimewa.
Sejarah dan Asal-Usul
Lapis legit berasal dari masa kolonial rajazeus login Belanda di Indonesia. Kata “spekkoek” sendiri berarti “kue lemak babi” karena tampilannya yang mirip lapisan lemak pada daging babi. Namun, di Indonesia, kue ini tidak menggunakan lemak babi dan justru diolah dengan bahan halal seperti mentega dan susu.
Kue ini merupakan hasil percampuran budaya: teknik baking dari Eropa bertemu dengan racikan rempah-rempah khas Indonesia. Rempah seperti kayu manis, cengkeh, dan pala menjadi kunci dari aroma khas lapis legit yang tidak tertandingi.
Ciri Khas Kue Lapis Legit
Yang membuat lapis legit berbeda dari kue lainnya adalah proses pembuatannya yang unik. Kue ini dibuat dengan cara memanggang adonan satu lapis demi satu lapis. Setiap lapisan memiliki ketebalan sekitar 0.5–1 cm dan dipanggang secara bergantian hingga membentuk puluhan, bahkan lebih dari 18–20 lapis.
Teknik ini bukan hanya memerlukan waktu dan tenaga ekstra, tetapi juga membutuhkan ketelitian tinggi. Kesalahan dalam satu lapis saja bisa mempengaruhi keseluruhan tampilan dan rasa.
Bahan dan Proses Pembuatan
Bahan Utama:
-
Telur (bisa hingga 30 butir untuk satu loyang besar!)
-
Gula halus
-
Tepung terigu
-
Mentega berkualitas tinggi (biasanya menggunakan butter premium)
-
Susu kental manis
-
Rempah-rempah: kayu manis, cengkeh bubuk, kapulaga, dan pala
Proses:
-
Pencampuran Adonan
Telur dan gula dikocok hingga mengembang. Setelah itu, bahan lain seperti mentega dan tepung ditambahkan secara perlahan. -
Pemanggangan Bertahap
Loyang diisi satu sendok adonan, lalu dipanggang hingga kecokelatan. Setelah lapisan matang, ditambahkan lapisan berikutnya, dan proses ini diulang hingga selesai. -
Pendinginan dan Pemotongan
Setelah seluruh lapisan selesai dipanggang, kue didinginkan sebelum dipotong. Biasanya, lapis legit disajikan dalam potongan kecil karena teksturnya yang padat dan rasanya yang intens.
Kenapa Kue Lapis Legit Mahal?
Harga satu loyang lapis legit bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung bahan dan jumlah lapisan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
-
Bahan berkualitas tinggi seperti mentega asli dan banyak telur.
-
Proses pembuatan yang lama dan rumit.
-
Tenaga kerja terampil: hanya orang dengan keahlian dan kesabaran tinggi yang bisa membuat lapisan yang konsisten dan tidak gosong.
Bahkan ada yang menyebut kue ini sebagai “kue premium” karena memerlukan dedikasi tinggi dalam pembuatannya.
Variasi Modern
Kini, lapis legit hadir dalam berbagai variasi yang menarik. Beberapa di antaranya:
-
Lapis Legit Prune: dengan tambahan buah prune (plum kering) di setiap lapisan.
-
Lapis Legit Keju: memadukan rasa asin dari keju dengan manisnya lapisan kue.
-
Lapis Surabaya: terdiri dari tiga lapisan kuning dan cokelat yang lebih lembut, tidak setebal lapis legit.
-
Lapis Legit Pandan atau Cokelat: menggunakan ekstrak pandan atau cokelat untuk memberikan aroma dan warna yang unik.
Meski begitu, versi klasik dengan rasa mentega dan rempah tetap jadi favorit sejati.
Kue Tradisional yang Tak Tergantikan
Di tengah gempuran makanan modern dan tren kue kekinian, lapis legit tetap bertahan sebagai simbol kelezatan klasik yang tak lekang oleh waktu. Bukan hanya soal rasa, tapi juga soal cerita di balik setiap lapisan. Mulai dari teknik Eropa, sentuhan rempah Indonesia, hingga filosofi kesabaran dalam pembuatannya—semua menjadikan kue ini warisan kuliner yang patut dilestarikan.
BACA JUGA: Bakmi Jawa: Jejak Kuliner Tionghoa yang Sudah Beradaptasi

Bakmi Jawa: Jejak Kuliner Tionghoa yang Sudah Beradaptasi
Bakmi Jawa adalah salah satu hidangan khas yang banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Meski dikenal sebagai kuliner khas daerah, bakmi Jawa sejatinya memiliki akar yang erat dengan budaya Tionghoa. Seiring berjalannya waktu, kuliner ini mengalami berbagai adaptasi dan modifikasi sehingga memiliki cita rasa yang unik dan berbeda dari bakmi Tionghoa asli.
Sejarah Bakmi Jawa dan Pengaruh Tionghoa
Bakmi sendiri merupakan istilah dalam bahasa Hokkian https://thesilit.com/ yang berarti “mie gandum”. Masyarakat Tionghoa yang datang ke Nusantara membawa budaya memasak mereka, termasuk pembuatan mie. Di berbagai daerah Indonesia, mie ini kemudian diadaptasi sesuai dengan selera dan ketersediaan bahan di masing-masing wilayah.
Ketika bakmi diperkenalkan di tanah Jawa, ia mulai mengalami perubahan. Salah satu perbedaan utama antara bakmi Jawa dan bakmi Tionghoa adalah penggunaan bahan dan cara memasaknya. Jika bakmi Tionghoa sering dimasak dengan daging babi dan minyak babi, maka bakmi Jawa lebih banyak menggunakan ayam sebagai sumber protein dan dimasak dengan bumbu khas Jawa yang lebih kaya akan rempah.
Ciri Khas Bakmi Jawa
Bakmi Jawa memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis bakmi lainnya:
- Menggunakan Ayam Kampung Bakmi Jawa umumnya menggunakan ayam kampung yang memiliki daging lebih kenyal dan rasa lebih gurih dibanding ayam negeri.
- Bumbu Rempah yang Khas Salah satu keunikan bakmi Jawa terletak pada bumbu yang digunakan, seperti bawang putih, bawang merah, merica, dan kemiri. Beberapa penjual juga menambahkan kencur untuk memberikan aroma khas.
- Dimasak dengan Arang Banyak pedagang bakmi Jawa yang masih mempertahankan cara memasak tradisional menggunakan anglo (tungku kecil berbahan bakar arang). Hal ini memberikan rasa yang khas dan berbeda dibandingkan dengan bakmi yang dimasak menggunakan kompor gas.
- Disajikan dengan Kuah atau Goreng Bakmi Jawa memiliki dua variasi utama, yaitu bakmi godhog (rebus) dan bakmi goreng. Bakmi godhog memiliki kuah kaldu ayam yang gurih, sementara bakmi goreng lebih kering dan memiliki cita rasa manis-gurih yang khas.
- Topping Tambahan yang Unik Selain ayam, bakmi Jawa sering disajikan dengan telur bebek, irisan kol, daun bawang, dan terkadang dengan tambahan koya atau kerupuk untuk menambah tekstur.
Proses Adaptasi dan Keunikan Bakmi Jawa
Proses adaptasi bakmi Jawa tidak hanya terlihat dari bahan yang digunakan, tetapi juga dari teknik memasaknya. Jika dalam tradisi Tionghoa, mie sering kali direbus terlebih dahulu dan kemudian ditumis dengan berbagai saus, maka dalam bakmi Jawa proses memasaknya lebih berfokus pada penggunaan kaldu ayam kampung yang direbus lama agar mendapatkan rasa yang lebih gurih.
Selain itu, dalam budaya kuliner Tionghoa, penggunaan kecap asin lebih dominan, sedangkan bakmi Jawa cenderung menggunakan kecap manis yang lebih sesuai dengan selera masyarakat Jawa yang menyukai rasa sedikit manis.
Tidak hanya itu, cara penyajiannya pun memiliki sentuhan khas Nusantara. Beberapa pedagang bakmi Jawa sering kali menyajikan mie mereka dalam piring beralaskan daun pisang, yang tidak hanya menambah aroma tetapi juga memperkuat kesan tradisional dari hidangan ini.
Popularitas Bakmi Jawa di Masa Kini
Saat ini, bakmi Jawa masih sangat populer dan banyak dijual oleh pedagang kaki lima hingga restoran mewah. Di Yogyakarta dan Solo, banyak warung bakmi Jawa legendaris yang tetap mempertahankan cita rasa autentik mereka. Bahkan, beberapa varian modern dari bakmi Jawa mulai bermunculan, seperti bakmi dengan tambahan topping seafood atau bakmi yang disajikan dengan sambal ekstra pedas.
Tak hanya populer di Jawa, bakmi Jawa juga mulai dikenal di berbagai kota besar di Indonesia, bahkan di luar negeri sebagai bagian dari kuliner khas Indonesia. Kehadirannya dalam berbagai festival makanan dan acara kuliner semakin memperkuat eksistensi bakmi Jawa sebagai hidangan yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi.
BACA JUGA: Se’i Sapi NTT: Daging Asap dengan Sambal Lu’at yang Membara

Es Puter Bandung: Ice Cream Tradisional Rasa Nostalgia
Es krim selalu menjadi pilihan rajazeus favorit banyak orang untuk menyegarkan hari yang panas. Namun, di antara berbagai jenis es krim modern yang beredar saat ini, ada satu jenis es krim tradisional yang tetap bertahan dan memiliki tempat spesial di hati masyarakat Indonesia, yaitu Es Puter Bandung. Dengan teksturnya yang khas, rasa yang autentik, serta bahan-bahan alami, es puter menghadirkan nostalgia masa kecil yang tak tergantikan.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam tentang sejarah, keunikan, cara pembuatan, serta alasan mengapa es puter Bandung tetap menjadi pilihan banyak orang hingga sekarang.
Sejarah Es Puter Bandung
Es puter merupakan es krim tradisional khas Indonesia yang sudah ada sejak zaman kolonial. Disebut “puter” karena proses pembuatannya dilakukan dengan cara diputar secara manual dalam tabung es, yang di dalamnya terdapat campuran es batu dan garam untuk menurunkan suhu.
Di Bandung, es puter menjadi salah satu jajanan khas yang banyak dijual di pasar tradisional, warung, hingga restoran. Ciri khas es puter Bandung terletak pada rasanya yang lembut dan alami, berbeda dengan es krim berbahan dasar susu.
Es puter Bandung awalnya dijajakan oleh pedagang keliling menggunakan gerobak atau sepeda. Kini, meskipun keberadaannya sudah tidak sebanyak dulu, es puter tetap bisa ditemukan di beberapa tempat, terutama di acara pernikahan, hajatan, dan festival kuliner.
Keunikan Es Puter Bandung
Berbeda dengan es krim biasa yang menggunakan susu sebagai bahan dasar, es puter dibuat menggunakan santan kelapa, yang memberikan rasa gurih alami. Selain itu, berikut beberapa keunikan dari es puter Bandung:
1. Tekstur yang Unik
Es puter memiliki tekstur yang lebih padat tetapi tetap lembut saat dimakan. Hal ini dikarenakan proses pembekuan yang dilakukan secara perlahan dengan cara diputar, menghasilkan es yang tidak terlalu encer tetapi juga tidak terlalu keras seperti es batu.
2. Bahan Alami
Es puter Bandung dibuat dari bahan-bahan alami seperti santan, gula, dan aneka perasa dari buah-buahan asli, seperti kelapa muda, durian, alpukat, nangka, dan stroberi. Karena tidak menggunakan banyak bahan kimia, rasa yang dihasilkan pun lebih otentik dan sehat.
3. Penyajian yang Khas
Es puter Bandung sering disajikan dengan tambahan roti tawar, serutan kelapa, kacang tanah sangrai, atau meses warna-warni, yang semakin memperkaya rasa dan tampilan.
4. Lebih Rendah Lemak
Karena tidak menggunakan susu dan krim seperti es krim biasa, es puter cenderung lebih rendah lemak, sehingga bisa menjadi alternatif yang lebih sehat bagi pencinta es krim.
Cara Pembuatan Es Puter Bandung
Pembuatan es puter Bandung sebenarnya cukup sederhana dan bisa dilakukan di rumah. Berikut langkah-langkahnya:
Bahan-Bahan
-
500 ml santan kelapa
-
200 gram gula pasir
-
1 sdt garam
-
1 sdm tepung maizena (untuk menambah kelembutan)
-
1 sdt vanili
-
Perasa alami (misalnya sari kelapa, jus durian, atau ekstrak stroberi)
-
Es batu dan garam kasar (untuk proses pembekuan)
Cara Membuat
-
Membuat adonan dasar
-
Campurkan santan, gula, garam, dan vanili ke dalam panci.
-
Masak dengan api kecil sambil terus diaduk hingga mendidih.
-
Tambahkan tepung maizena yang sudah dilarutkan dengan sedikit air, lalu aduk hingga mengental.
-
Angkat dan biarkan hingga suhu ruang.
-
-
Proses pembekuan
-
Masukkan adonan ke dalam wadah atau tabung es puter.
-
Letakkan dalam ember berisi es batu dan garam kasar agar suhu turun drastis.
-
Putar secara manual selama kurang lebih 30–60 menit hingga es mengental dan membentuk tekstur yang lembut.
-
-
Penyajian
-
Sajikan dalam gelas atau mangkuk kecil.
-
Tambahkan topping seperti serutan kelapa, kacang tanah, atau meses sesuai selera.
-
Bisa juga dinikmati dalam roti tawar, seperti es krim sandwich khas Indonesia.
-
Mengapa Es Puter Bandung Masih Populer?
Di tengah maraknya es krim modern dari luar negeri, es puter Bandung tetap memiliki tempat spesial di hati masyarakat Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa es puter masih digemari:
-
Rasa Nostalgia
Es puter sering dikaitkan dengan kenangan masa kecil, terutama bagi generasi yang tumbuh di era 80-an dan 90-an. Banyak orang menyantapnya sebagai bagian dari pengalaman bernostalgia. -
Pilihan yang Lebih Sehat
Tanpa tambahan susu dan krim berlebih, es puter menjadi alternatif lebih sehat bagi mereka yang ingin menikmati es krim tanpa khawatir dengan kandungan lemak tinggi. -
Harga yang Terjangkau
Dibandingkan dengan es krim impor, harga es puter Bandung jauh lebih murah, sehingga bisa dinikmati oleh semua kalangan. -
Cocok untuk Berbagai Acara
Es puter sering dijadikan menu wajib dalam acara keluarga seperti pernikahan, syukuran, atau ulang tahun karena penyajiannya yang unik dan rasanya yang disukai semua orang.
BACA JUGA DISINI: Se’i Sapi NTT: Daging Asap dengan Sambal Lu’at yang Membara

Se’i Sapi NTT: Daging Asap dengan Sambal Lu’at yang Membara
Indonesia terkenal dengan kekayaan kuliner yang luar biasa, salah satunya adalah Se’i Sapi, hidangan khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kini semakin populer di berbagai daerah. Se’i Sapi bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi kuliner masyarakat NTT. Dikenal dengan cita rasa yang khas, daging sapi yang diasap ini dipadukan dengan sambal Lu’at yang pedas dan menggugah selera, menjadikan Se’i Sapi sebagai hidangan yang penuh sensasi dan kenikmatan. Artikel ini akan membahas tentang asal-usul, cara pembuatan, dan mengapa Se’i Sapi dengan sambal Lu’at bisa membuat siapa pun ketagihan.
BACA JUGA INFORMASI ARTIKEL SELANJUTNYA DISINI: 15 Makanan Manis Terpopuler di Dunia yang Wajib Dicicipi Untuk Pecinta Yang Manis!!!
Asal-Usul Se’i Sapi NTT
Se’i Sapi berasal dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, yang terkenal dengan kekayaan budaya dan alamnya. Masyarakat Sumba, yang mayoritas beragama Kristen, memiliki tradisi memasak daging sapi dengan cara diasap menggunakan kayu bakar. Proses pengasapan ini memberikan cita rasa yang khas dan menjadikan daging sapi terasa lebih gurih, empuk, dan lezat. Awalnya, Se’i Sapi adalah makanan yang disiapkan untuk acara-acara tertentu, seperti perayaan adat atau acara keluarga besar.
Pada masa lalu, cara mengasap daging ini dilakukan secara tradisional di atas api kayu, yang memberikan rasa asap yang lebih kuat dan membuat daging lebih awet. Seiring berjalannya waktu, Se’i Sapi mulai dikenal luas oleh masyarakat luar Sumba, bahkan ke berbagai daerah di Indonesia. Kini, hidangan ini telah menjadi salah satu kuliner yang banyak dicari, tidak hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena cara memasaknya yang unik dan tradisional.
Proses Pembuatan Se’i Sapi
Resep Se’i Sapi dimulai dengan memilih potongan daging sapi berkualitas. Biasanya, bagian daging sapi yang digunakan adalah daging dengan sedikit lemak, seperti bagian has dalam atau daging sengkel. Daging sapi kemudian dipotong dengan ukuran yang sesuai, lalu dibumbui dengan berbagai rempah tradisional, seperti bawang putih, garam, dan lada, serta rempah-rempah khas NTT lainnya yang memberikan cita rasa yang kaya.
Setelah proses bumbu meresap, daging sapi akan melalui tahap pengasapan. Daging yang telah dibumbui ini digantung atau diletakkan di atas kayu bakar yang menyala perlahan. Proses pengasapan ini berlangsung beberapa jam hingga daging mencapai tingkat keempukan dan kematangan yang sempurna, dengan aroma asap yang kuat dan menggoda. Daging sapi yang telah diasap ini kemudian dipotong tipis-tipis, siap disajikan dengan sambal Lu’at.
Sambal Lu’at: Sensasi Pedas yang Membara
Salah satu elemen penting yang membuat Se’i Sapi semakin nikmat adalah sambal Lu’at. Sambal ini memiliki cita rasa pedas yang luar biasa, yang menjadi pelengkap yang sempurna untuk daging sapi yang telah diasap. Sambal Lu’at terbuat dari cabai, tomat, bawang merah, dan bahan-bahan lainnya yang digiling halus dan dicampur dengan rempah-rempah khas NTT.
Apa yang membuat sambal Lu’at berbeda dari sambal pada umumnya adalah cara pembuatannya yang mengutamakan kesegaran bahan dan cita rasa yang kuat. Sambal ini memiliki rasa pedas yang sangat menggigit, namun juga sedikit manis dan asam, menjadikannya sangat cocok untuk menambah kelezatan daging sapi yang sudah diasap. Pada umumnya, sambal Lu’at akan disajikan dalam kondisi segar, meski beberapa variasi sambal Lu’at ada yang dimasak terlebih dahulu untuk meningkatkan rasa.
Kenapa Se’i Sapi NTT Bisa Bikin Ketagihan?
Se’i Sapi NTT bukan sekadar hidangan biasa, tetapi merupakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Beberapa alasan mengapa Se’i Sapi dengan sambal Lu’at dapat membuat siapa pun ketagihan adalah sebagai berikut:
-
Perpaduan Rasa yang Unik dan Menyatu Sempurna Rasa daging sapi yang gurih dan sedikit berasap berpadu sempurna dengan sambal Lu’at yang pedas dan segar. Ketika keduanya digabungkan dalam satu suapan, rasa yang muncul adalah perpaduan sempurna antara gurih, pedas, manis, dan asam yang menggugah selera. Sensasi ini sulit ditemukan dalam hidangan lain, yang menjadikan Se’i Sapi begitu istimewa.
-
Tekstur Daging yang Empuk dan Kenyal Proses pengasapan pada Se’i Sapi membuat tekstur daging sapi menjadi empuk namun tetap kenyal. Keempukan daging ini membuat setiap suapan terasa begitu nikmat, apalagi saat dagingnya dipadukan dengan sambal yang menggigit. Hasilnya, setiap potongan daging terasa begitu memanjakan lidah.
-
Sensasi Pedas yang Menggugah Selera Sambal Lu’at yang pedas memberikan sensasi tersendiri bagi penggemar makanan pedas. Bagi mereka yang menyukai tantangan rasa pedas, sambal ini akan memberikan kepuasan yang luar biasa. Setiap suapan sambal yang menyentuh lidah akan menghasilkan sensasi panas yang menyebar, membuat Anda ingin melahap lebih banyak lagi.
-
Aroma Asap yang Memikat Proses pengasapan daging sapi memberikan aroma yang sangat khas dan menggugah selera. Bau asap yang menguar dari daging sapi yang baru saja dipanggang menciptakan daya tarik tersendiri. Aroma ini juga meningkatkan pengalaman makan, menjadikan setiap hidangan Se’i Sapi lebih menggoda.
Se’i Sapi Sebagai Hidangan Khas yang Mendunia
Tidak hanya terkenal di NTT, Se’i Sapi kini telah dikenal luas di seluruh Indonesia. Banyak restoran dan rumah makan yang mulai menyajikan Se’i Sapi sebagai menu unggulan, baik dalam bentuk prasmanan, makanan cepat saji, atau hidangan spesial. Beberapa daerah besar seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya mulai banyak memiliki kedai yang menyajikan Se’i Sapi, menjadikannya semakin populer.
Keunikan Se’i Sapi yang terletak pada cara pengasapan daging dan sambal Lu’at yang pedas semakin menjadikan hidangan ini pilihan tepat bagi mereka yang mencari cita rasa yang berbeda. Selain itu, kehadirannya yang semakin mudah ditemukan https://www.koisushiraleigh.com/ di berbagai tempat makan membuat banyak orang semakin familiar dengan kelezatan hidangan ini.

Tahu Sumedang: Camilan Khas dengan Rasa Gurih dan Renyah
Indonesia memiliki beragam kuliner khas dari berbagai daerah, salah satunya adalah Tahu Sumedang. Makanan ini berasal dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dan telah menjadi camilan favorit masyarakat Indonesia. Dengan tekstur renyah di luar serta lembut di dalam, tahu ini memiliki cita rasa khas yang membedakannya dari jenis tahu lainnya.
Sejarah Tahu Sumedang
Tahu Sumedang pertama kali diperkenalkan oleh seorang keturunan Tionghoa bernama Ong Kino pada awal abad ke-20. Saat itu, beliau mencoba membuat tahu dengan resep khas keluarganya dan menjualnya di Sumedang. Seiring waktu, tahu buatannya semakin populer dan akhirnya dikenal sebagai “Tahu Sumedang”. Hingga kini, usaha tahu ini terus berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Ciri Khas Tahu Sumedang
Tahu Sumedang memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya berbeda dari tahu biasa, antara lain:
✔ Tekstur Renyah – Kulit tahu Sumedang lebih kering dan renyah dibanding tahu pada umumnya.
✔ Isi yang Kosong atau Berongga – Berbeda dengan tahu biasa yang padat, bagian dalam tahu Sumedang cenderung berongga dan ringan.
✔ Warna Kecokelatan – Tahu ini memiliki warna khas kecokelatan akibat proses penggorengan dengan suhu tinggi.
✔ Rasa Gurih dan Nikmat – Tahu Sumedang memiliki cita rasa khas yang lebih gurih, terutama saat dimakan dalam keadaan panas.
Cara Menikmati Tahu Sumedang
Tahu Sumedang paling nikmat disantap saat masih hangat. Biasanya, tahu ini disajikan dengan beberapa pelengkap, seperti:
🍚 Lontong – Kombinasi tahu Sumedang dan lontong membuat rasa semakin mengenyangkan.
🌶 Cabe Rawit – Sensasi pedas dari cabe rawit semakin menambah kenikmatan tahu Sumedang.
🥒 Acar atau Lalapan – Untuk menambah kesegaran, tahu Sumedang sering disantap dengan acar atau lalapan.
🍜 Kuah Bakso atau Soto – Tahu Sumedang juga sering dijadikan pelengkap dalam berbagai hidangan berkuah.
Peluang Bisnis Tahu Sumedang
Karena kepopulerannya, banyak orang yang menjadikan tahu Sumedang sebagai peluang bisnis https://gomez.restaurant/. Tahu ini bisa dijual dalam bentuk siap goreng atau mentah, sehingga lebih praktis untuk dinikmati kapan saja. Selain itu, banyak inovasi yang dilakukan, seperti tahu Sumedang isi ayam, tahu crispy, hingga tahu Sumedang beku yang bisa dikirim ke berbagai daerah.